Pemerintah Tambah Plafon Pinjaman KUR, Mekaar, dan Bank Wakaf Mikro

aa
Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat menghadiri Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Silaturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro, di Grand Ball Room Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (10/12) pagi. (Foto: AGUNG/Humas)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa tingkat kredit macet pada Bank Wakaf Mikro, Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat kecil. Untuk itu, pemerintah memberikan ruang yang besar untuk menambah plafon kreditnya.

“Kredit macet yang namanya di bank Wakaf Mikro, PNM Mekaar, KUR sangat kecil sekali, di bawah 1%. Artinya, yang kecil-kecil justru memiliki kedisiplinan, memiliki kejujuran dan memiliki itikad yang baik untuk mengembalikan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Silaturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro, di Grand Ball Room Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (10/12) pagi, sperti dilaporkan situs setkab.go.id.

Pemerintah, lanjut Presiden, menargetkan tahun 2020 nanti sebayak Rp190 triliun harus keluar dari perbankan untuk usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan tahun 2024 nanti menjadi Rp325 triliun.  Sedangkan yang di PNM Mekaar juga sama, baru Rp32 triliun dari 5,9 juta nasabah.

“Untuk itu, Presiden menginginkan daerah ikut mendorong membantu masyarakat agar bisa mengakses perbankan. Buatlah kelompok-kelompok usaha, carikan channel ke perbankan, carikan KUR tapi dalam sebuah kelompok-kelompok yang jumlahnya semakin besar semakin baik,“ ujar Presiden Jokowi seraya menambahkan itu tugas daerah, karena banyak masyarakat tidak tahu bagaimana cara mengakses ke bank.

Menurut Presiden, KUR pun yang sampai Rp50 juta itu kalau dalam bentuk kelompok tidak memakai agunan, kalau satu-satu pasti diminta agunan oleh bank. PNM Mekaar itu juga sama tidak memakai agunan tapi dalam bentuk kelompok. Bank Wakaf Mikro juga sama tidak ada agunan karena dalam bentuk kelompok.

“Inilah tugas kepala daerah, tugas kepala dinas untuk membangun kelompok-kelompok itu sehingga segera dichannelkan dengan perbankan agar bisa mengakses kepada yang namanya pembiayaan keuangan,” kata Presiden Jokowi seraya mengingatkan, untuk urusan pembinaan usaha kecil dan mikro Indonesia itu masih di rangking ke-4 di ASEAN.

“Ya udah lumayan dari 10 negara kita rangking 4, masih dibawa Singapura masih dibawah Malaysia masih dibawah Thailand, kita nomor yang ke-4,” sambung Presiden.

Akses ke Perbankan

Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah ingin mengajak seluruh daerah agar bisa mendorong untuk bisa akses ke keuangan. Ia minta dipercepat yang pertama urusan menabung, yang kedua urusan mengaksea kredit.

Untuk urusan menabung, menurut Predien, ini urusan memang banyak di Dinas pendidikan dan Kebudayaan untuk mendorong anak-anak sedini mungkin bisa mengakses ke perbankan agar mereka berbondong-bondong untuk belajar menabung, bisa dari SD bisa dari SMP dan juga SMA atau SMK.

“Karena kalau kita lihat tadi angka literasi keuangan kita masih 35% kurang lebih, angka inklusi keuangan kita juga masih pada angka 75%. Jadi masih kita memiliki ruang yang besar mendorong masyarakat agar bisa mengakses ke keuangan yang kita miliki,” jelas Presiden Jokowi.

Sementara untuk urusan kredit, Presiden mengemukakan, kita sudah memiliki program Bank Wakaf Mikro di pesantren-pesantren meskipun baru sekarang ini 55 pondok pesantren, tapi akan insyaallah akan segera diteruskan agar tambah-tambah terus.

“Di depan tadi saya sudah melihat sudah terbentuk kelompok-kelompok usaha yang nanti akan menjadi cluster. Yang tadi sudah saya sampaikan pada Menko Perekonomian agar cluster ini nantinya dipayungi lagi oleh sebuah kayak di-holding-kan sehingga nanti kita memiliki korporasi usaha usaha kecil, usaha usaha mikro yang bisa gampang mengakses ke marketplace, ke pemasaran, ke marketing baik marketplace nasional maupun di global marketplace,” tutur Presiden.

Di usaha yang mikro dan keci, lanjut Presiden, juga memiliki PNM Mekaar yang sekarang ini jumlahnya sudah 5,9 juta nasabah. Kalau di Bank Wakaf Mikro bisa ambil pinjaman Rp3 juta, yang di PNM Mekaar bisa mengambil kredit sampai Rp10 juta. Sudah 5,9 juta.

“Ekosistem ini terbentuk tinggal kita membawa bagaimana mereka bisa naik kelas, tapi memang itu memerlukan waktu,” kata Presiden seraya menambahkan, hampir tiap minggu dirinya selalu melihat perkembangannya.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mensesneg Pratikno, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua OJK Wimboh Santoso. (001)

Tag: