Pemetaan Ketahanan dan Kerentanan Pangan, Pengumpulan Data Harus Sampai Tingkat Desa

Peserta sosialisasi Pembuatan Peta FSVA Kaltim 2018. (masdiansyah/humasprov kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA- Tim Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) harus mampu melakukan pemetaan ketahanan dan kerentanan pangan hingga ke tingkat desa.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) H Ibrahim pada Sosialisasi Pembuatan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan di Ruang Rapat DPTPH Kaltim, Rabu (11/4).

Menurut dia, hasil data FSVA sangat penting sebagai dasar dalam penanganan daerah rawan pangan dan daerah tertinggal. “Kaltim masih terdapat daerah-daerah rentan kerawanan pangan. Karenanya, pengumpulan data harus dilakukan hingga ke tingkat desa,” katanya.

Selain itu, data FSVA digunakan untuk penentuan lokasi program gizi anak sekolah dan rujukan menetapkan lokasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Termasuk pengembangan kawasan mandiri pangan dengan memberdayakan potensi yang dimiliki suatu kawasan atau daerah.

Karena itu lanjut Ibrahim, data FSVA saat ini menjadi dasar menentukan target intervensi program terkait penurunan angka kemiskinan, balita stunting dan angka rawan pangan.

Dia menjelaskan FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis status ketahanan dan kerentanan terhadap kerawanan pangan tingkat wilayah. “Peranan FSVA sangat strategis sehingga updating tahun ini menjadi mutlak diperlukan. Pemutakhiran harus dilakukan agar terpetakan ketahanan dan kerawanan secara akurat,” harap Ibrahim.

Sosialisasi diikuti 75 peserta terdiri petugas FSVA provinsi, kabupaten dan kota se-Kaltim, Bappeda, DPTPH, Biro Ekonomi Setdaprov Kaltim, dinas sosial, BPS dan dinas kesehatan. Kegiatan menghadirkan narasumber Kepala Bidang Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Arief Syaifudin. (humasprov)