Pemkab Berau Kembangkan Sistem Informasi Udang Windu

Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau yang merupakan salah satu lokasi tambak Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE). (Foto: Ist/YKAN)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pemkab Berau sedang mengembangkan sistem informasi ketelusuran produksi udang windu, agar lebih dikenal seluruh dunia sehingga calon konsumen dari mancanegara mengetahui produksi udang dengan kualitas terjamin yang kemudian tertarik membeli.

“Kabupaten Berau merupakan salah satu penyumbang produksi perikanan terbesar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang diantaranya adalah 180 ton  udang windu per tahun,” ujar Kepala Dinas Kelautan Kabupaten Berau, Tenteram Rahayu melalui rilis yang diterima di Samarinda, Kamis (10/3/2022).

Produksi perikanan tambak, termasuk udang windu yang dihasilkan oleh petani tambak Kabupaten Berau, Kaltim cukup besar, mencapai 810 ton setiap tahun. Sementara pangsa pasarnya masih terbatas, ketika permintaan lokal sudah terpenuhi, sisanya bisa untuk diekspor.

“Kabupaten Berau selain berkontribusi dari sektor perikanan tangkap, juga dikenal sebagai lumbung produksi komoditi udang windu dengan luas lahan tambak sekitar 9.000 hektare dan mampu memproduksi udang windu dari perikanan budi daya air payau rata-rata 810 ton per tahun,” ungka Tenteram.

Dari itu, lanjutnya, mengingat besarnya produksi udang windu yang didukung dengan kualitas terjaga, sehingga pihaknya mengembangkan sistem informasi ketelusuran produksi udang agar keberadaannya tidak hanya dikenal oleh lokal, tapi juga regional, nasional, bahkan hingga tingkat global.

“Pengembangan sistem informasi ketelusuran produksi udang tersebut, katanya, telah dibahas secara detail dengan berbagai pihak dalam lokakarya Pengembangan Sistem Informasi Ketertelusuran Produksi Udang Kabupaten Berau,” katanya.

Lokakarya yang digelar pada 2 Maret lalu, lanjutnya, dilaksanakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Berau dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), didukung oleh Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Muhammadiyah Berau, dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

“Lokakarya ini merupakan tahap awal dari pengembangan sistem informasi ketertelusuran produksi udang di Berau. Masih ada agenda lain serupa yang digelar kemudian, sebagai tindak lanjut,” tutur dia.

“Pengembangan jejaring pasar udang windu di Kabupaten Berau masih terbuka luas, khususnya pada segmen premium yang membutuhkan produk ramah lingkungan yang telah ditetapkan di Berau,” ujar Tenteram.

Apalagi pihaknya bersama dengan YKAN sedang mengembangkan sistem informasi ketertelusuran udang yang sesuai kebutuhan pasar global, yang menghendaki adanya jaminan keamanan pangan dan prinsip keberlanjutan daya dukung lingkungan.

Pola ini juga memuat informasi yang dibutuhkan  untuk menyusun berbagai kebijakan budi daya udang di Kabupaten Berau, sehingga informasi yang terbuka untuk umum ini tentu membuka peluang bagi siapa pun untuk menelusuri kebenaran informasi hingga melakukan transaksi perikanan. (gh).

Tag: