Pemkab Nunukan Luncurkan Kamus Bahasa Tidung

Wakil Bupati Nunukan Hanafiah bersama Kadisdik Nunukan Akhmad dan tokoh suku Tidung Nunukan Sura’ai memperlihatkan kamus bahasa Tidung (Foto: istimewa/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Pemerintah Kabupaten Nunukan meluncurkan kamus bahasa Tidung-Indonesia. Suku Tidung sendiri adalah penduduk asli tempatan yang telah bermukim ratusan tahun di sejumlah wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) dan Sabah, Malaysia.

Peluncuran kumpulan kosa kata bahasa Tidung ditandai dengan penyerahan kamus secara simbolis oleh Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah kepada perwakilan Kepala SDN 006 Kecamatan Nunukan dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPAD) Nunukan.

“Pemerintah Nunukan mengapresiasi diluncurkan kamus bahasa Tidung yang bernilai penting bagi daerah,” kata Hanafiah pada niaga.asia, Rabu (14/12/2022).

Suku Tidung yang menempati wilayah Kaltara memiliki bahasa yang sedikit berbeda. Saat ini, para penutur bahasa Tidung aktif menggunakan dialog bahasa daerah sehari-harinya sudah sangat sedikit.

Begitu pula penggunaan bahasa Tidung di tingkat anak usia 25 tahun ke bawah.
Bahkan, anak usia remaja di pemukiman mayoritas Tidung seperti Binusan, Sei Fatimah, Sei Manteri dan Sei Bilal cenderung tidak lagi bisa bertutur bahasa Tidung.

“Fakta di lapangan anak-anak yang bermukim di perkampungan Tidung Nunukan atau Sembakung, Sebatik tidak bisa berbahasa Tidung. Mungkin mengerti tapi tidak bisa menuturkan,” ucapnya.

Menurut Wakil Bupati, keadaan yang sangat tidak baik ini berpotensi menghilangkan bahasa asli daerah.

“Apabila tidak cepat dilestarikan dengan mengaktifkan penggunaaan bahasa Tidung sehari-hari bukan tidak mungkin akan tergerus sendiri dengan bahasa Indonesia,” kata Wakil Bupati prihatin.

Bahasa Tidung Nunukan sedikit berbeda dengan bahasa Tidung Sembakung, begitu pula tidung Bulungan, Tarakan dan Sakatak.
Namun perbedaan itu bukan suatu halangan berkomunikasi menggunakan bahasa asli daerah.

“Yang bisa berbahasa Tidung itu orang tua seperti saya atau tokoh suku tidung pak Sura’i. Padahal, ketika anak-anak berbahasa asli daerah sangat enak telinga kita mendengarnya,” ucapnya.

Suku Tidung adalah identitas, budaya dan jati diri orang asli pribumi, dari itu jangan hanya mengaku suku Tidung namun tidak bisa bertutur dalam bahasa Tidung.

Sebagian suku Tidung menempati wilayah Tawau, Sabah, Malaysia dan sangat dihargai karena termasuk penduduk asli anak negeri.
Terkadang penduduk Tidung yang datang ke Malaysia diberikan kemudahan masuk.

“Peluncuran kamus ini sangat menarik. Memang masih perlu penyempurnaan dari tulisan dan penambahan kosa kata yang kurang agar nantinya bisa menjadi kurikulum di sekolah,” tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan Akhmad mengatakan, perkembangan pendidikan di Nunukan sebagaimana hasil asesmen nasional tahun 2022 masih cukup rendah, terutama dalam hal literasi dan numerasi.

“Ini menjadi tantangan bagi Disdik Nunukan bagaimana meningkatkan literasi peserta didik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama,” bebernya.

Akhmad menjelaskan, pada Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan episode 17 memuat revitalisasi bahasa daerah yang tujuannya melestarikan khasanah bahasa lokal masing-masing.

Untuk pelestarian budaya daerah, Disdik Nunukan bekerjasama dengan tim perumus dan penyusun buku kamus bahasa Tidung
Tujuan diterbitkannya kamus bahasa Tidung-Indonesia untuk melestarikan bahasa lokal yang kian hari kian memudar.

“Para guru, kepala sekolah dan pengawas akan dijadikan penutur bahasa Tidung di sekolah untuk dijadikan muatan lokal di sekolah,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: