
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Upaya kemandirian penyandang disabilitas di Kota Balikpapan terus tumbuh, meski belum tersentuh bantuan langsung dari pemerintah. Melalui komunitas Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Balikpapan, kelompok ini mengembangkan berbagai bentuk wirausaha berbasis keterampilan yang dijalankan secara mandiri.
Beragam produk buatan tangan mereka—mulai dari tas rajut, kerajinan manik-manik, kain jumputan, hingga aneka roti yang dipamerkan dalam kegiatan Festival Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025 di Gedung Kesenian Balikpapan, Selasa (7/10/2025).
Perwakilan PPDI, Arul, menjelaskan bahwa seluruh hasil karya tersebut dibuat langsung oleh anggota komunitas yang terdiri dari difabel dengan berbagai kondisi fisik maupun sensorik. Ia menyebut, pelatihan keterampilan dilakukan secara swadaya, dengan anggota saling berbagi kemampuan yang mereka miliki.
“Semua yang kami tampilkan di sini hasil karya teman-teman difabel sendiri. Kami belajar bersama dan saling bantu untuk tetap produktif,” ujarnya saat diwawancara.
Namun, Arul menegaskan bahwa hingga kini belum ada dukungan finansial atau pelatihan formal dari pemerintah daerah.
Ia mengungkapkan, pengembangan usaha komunitas lebih banyak ditopang oleh inisiatif pribadi dan dukungan pihak swasta.
“Selama ini belum pernah ada bantuan langsung dari pemerintah. Kalau ada pelatihan, biasanya dari perusahaan atau pihak kampus yang peduli,” ucap Arul sembari menjaga stand tersebut.
Salah satu dukungan datang dari Politeknik Negeri Balikpapan yang sempat menggelar pelatihan pembuatan roti bagi anggota PPDI, serta dari perusahaan swasta yang memberikan pelatihan pembuatan kaki palsu dan keterampilan dasar.
Bagi komunitas ini, kesempatan mengikuti pameran menjadi momentum penting untuk memperkenalkan karya difabel kepada masyarakat luas.
Selain memperlihatkan hasil kerja keras mereka, kegiatan ini juga diharapkan membuka peluang pasar dan kerja sama yang lebih luas.
“Ini pertama kalinya kami tampil dalam kegiatan seperti ini. Kami ingin menunjukkan bahwa penyandang disabilitas juga bisa mandiri dan menghasilkan produk layak jual,” ungkap Arul.
PPDI Balikpapan pun tengah menyiapkan langkah lanjutan dengan membuat ruang pamer di sekretariat komunitas agar masyarakat bisa langsung membeli hasil karya mereka.
Adapun, upaya tersebut juga menjadi cara komunitas menjaga semangat kemandirian di tengah minimnya dukungan struktural.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan
Tag: Penyandang DisabilitasWirausahawan