
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Perindagkop-UKM) resmi menggelar Pelatihan Keterampilan Pangkas Rambut selama empat hari mulai tanggal 5 – 8 Agustus di UPTD Pelatihan Koperasi Jalan DI Panjaitan, Samarinda.
Pelatihan ini menjadi yang pertama kalinya diselenggarakan oleh Dinas Perindagkop-UKM melalui instansi teknis, yakni UPTD Pelatihan Koperasi, dengan fokus pada keterampilan pangkas rambut atau barbershop.
Sekretaris Disperindagkop-UKM Provinsi Kaltim Warsito mengatakan bahwa sebanyak 30 peserta akan dibekali keterampilan teknis memangkas rambut oleh praktisi barbershop profesional, Riza Wahyu dari Rika Hair Studio.
“Kami ingin menambah warna baru dalam pelatihan-pelatihan di UPTD ini. Tidak hanya kerajinan atau kuliner seperti sebelumnya, tetapi juga keterampilan yang benar-benar bisa langsung dijadikan usaha mandiri, seperti pangkas rambut ini. Kita harap bisa mencetak sumber daya manusia (SDM) profesional,” ungkapnya.
Bagi sebagian peserta, pelatihan ini adalah titik awal untuk mengubah hidup menjadi lebih baik lagi di tengah himpitan ekonomi yang semakin berat. Tak sedikit dari mereka, sebelumnya hanya mengandalkan pekerjaan serabutan saja, bahkan ada yang kehilangan sumber penghasilan akibat perubahan kondisi lapangan kerja.
Salah satunya adalah Rizal Risamto, pria yang berusia 45 tahun warga Jalan S Parman Gang 4, Samarinda. Ia mengaku selama ini hanya mengandalkan kemampuan otodidak dalam memangkas rambut. Pengalaman pribadinya terbatas pada mencukur anak-anak di rumah, dengan pembelajaran dari video-video di YouTube
“Kalau masalah cukur saya ada basic, tapi selama ini hanya belajar sendiri. Begitu ada pelatihan ini langsung saya ambil. Soalnya saya ingin tahu teknik potong rambut yang benar, tahapannya seperti apa,” kata Rizal.
Sebelum mengikuti pelatihan ini, Rizal sempat bekerja di bidang pertamanan dan kerajinan. Namun karena kondisi ekonomi yang tidak menentu, ia mulai banting setir dan mencari peluang lain. Dunia barbershop pun ia nilai sebagai sektor yang menjanjikan dan tak lekang oleh waktu.
“Selama bayi lahir berambut, Insyaallah usaha pangkas rambut akan terus jalan, seperti itu kata teman saya. Tapi karena ini menyangkut mahkota orang, penting banget buat belajar tekniknya secara langsung,” jelasnya.
Bagi Rizal, pelatihan ini tak sekadar membuka dunia baru, tapi juga akan memperkuat rasa percaya dirinya untuk membuka usaha sendiri di kemudian hari. Apalagi pelatihan diberikan secara gratis, padahal biaya pelatihan serupa di tempat lain bisa mencapai jutaan rupiah.
“Kalau ikut kursus sendiri mungkin biayanya mahal, sampai Rp3 juta. Jadi saya bersyukur, ada program pemerintah yang benar-benar saya tunggu. Gratis, tapi ilmunya ini sangat berharga. Saya berharap pelatihannya bisa lebih lama, biar peserta makin percaya diri buka usaha,” harapnya.
Riza Wahyu dari Rika Hair Studio, instruktur utama dalam pelatihan ini, menyampaikan bahwa selama empat hari ke depan, dirinya tidak hanya akan mengajarkan praktik potong rambut, tetapi juga membangun pemahaman mendalam tentang dunia barbershop.
Menurut Riza, masih banyak masyarakat yang menganggap barbershop dan tukang cukur adalah hal yang sama. Padahal, dalam dunia profesional, keduanya memiliki pendekatan teknis dan estetika yang berbeda.
“Kami mulai dari pengenalan konsep. Pangkas rambut dan barbershop itu bukan sekadar beda istilah. Di barbershop ada teknik pola dan gradasi potongan yang lebih kompleks,” tuturnya.
Pelatihan akan diawali dengan pengenalan alat dan cara penggunaannya secara tepat dan aman. Setelah itu, peserta diperkenalkan pada pola-pola dasar potongan rambut seperti undercut dan medium pepper sebagai fondasi sebelum masuk ke teknik potong menggunakan gunting.
Tak hanya soal teknis, pelatihan ini juga akan menyentuh aspek penting lainnya seperti keselamatan kerja, etika pelayanan, hingga strategi pemasaran jasa barbershop agar para peserta benar-benar mampu bersaing di tengah menjamurnya usaha sejenis.
“Kami ingin para peserta tidak hanya bisa memotong, tapi juga memahami bagaimana menjual keterampilannya, membangun kenyamanan di tempat usahanya, dan terus berkembang jadi profesional,” terang Riza.
Menurut Kasi Pelatihan UMKM UPTD, Apriani Kartinosa, kegiatan ini bertujuan membekali para peserta dengan keterampilan teknis dan meningkatkan kreativitas serta kepercayaan diri untuk membuka usaha mandiri.
Pelatihan keterampilan seperti ini benar-benar penting dalam menghadapi era kompetisi di bidang usaha yang semakin ketat, termasuk kemungkinan masuknya franchise besar di sektor barbershop.
“Usaha cukur jangan dianggap kecil. Di luar negeri saja pangkas rambut dihargai. Kita harus berinovasi, tidak cukup hanya potong rambut, tapi juga soal kenyamanan, suasana, dan pelayanan,” tambah Warsito.
Ia pun mendorong para peserta agar memiliki visi jangka panjang. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi bagi para peserta dan menciptakan peluang kerja baru yang lebih luas di Kaltim.
“Siapa tahu dari pelatihan ini lahir pengusaha barbershop profesional. Bahkan bisa buka cabang di berbagai kota. Kuncinya inovasi, kenyamanan tempat, dan yang utama adalah keterampilan yang kuat,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: Dinas Perindagkop-UKM Kalimantan TimurPelatihan Keterampilan Pangkas RambutUPTD Pelatihan Koperasi