Pemprov Kaltim dan Polresta Samarinda Bergerak Cepat Atasi Dampak Temuan Beras Tak Sesuai SNI

Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji memberikan keterangan pers di Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Kamis (7/8), memastikan stok beras di pasaran tetap aman meski 9 merek beras premium dinyatakan tidak sesuai SNI. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji memastikan pasokan beras di pasaran tetap aman, menyusul ditemukannya 9 merek beras premium yang beredar tak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Pengujian Sertifikat Mutu Barang (BPSMB) Kaltim.

“Kita sudah diskusi dengan Bulog terkait antisipasi kelangkaan beras,” ungkapnya di Kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada Kota Samarinda, Kamis (7/8).

Di hari yang sama, pada Kamis (7/8), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Perindagkop-UKM) Kaltim melakukan konferensi pers terkait hasil uji laboratorium terhadap 10 merek beras premium yang beredar di wilayah ini.

Hasilnya, hanya Rumah Tulip yang memenuhi 14 parameter mutu sesuai SNI 6128:2020. Sementara sembilan merek lain dinyatakan tidak sesuai SNI karena beberapa parameter mutu melebihi batas toleransi, yakni seperti persentase butir kepala, butir patah, menir, hingga butir kuning/rusak.

Daftar 9 merek beras tidak sesuai SNI dan temuan parameter:

1.Tiga Mangga Manalagi – Butir kuning/rusak 1,3 persen (maksimal 0,5 persen);

2.Rahma Kuning – Butir kepala 84,07 persen (minimal 85 persen), butir kuning/rusak 3,62 persen;

3.Belekok – Butir kepala 69,9 persen, butir patah 29,53 persen, menir 1,39 persen;

4.Siip – Menir 1 persen (maksimal 0,5 persen);

5.Sania – Butir kepala 76,88 persen, butir patah 16,62 persen, menir 5,77 persen, butir kuning/rusak 6,17 persen;

6.Kura-Kura – Butir kepala 88,76 persen, menir 1,26 persen, butir kuning/rusak 1,5 persen;

7.Ketupat Manalagi – Butir kepala 75,55 persen, menir 16,8 persen, butir kuning/rusak 8,31 persen;

8.Rojo Lele – Butir kepala 75,28 persen, butir patah 21,89 persen, menir 2 persen, butir kapur 0,55 persen;

9.Mawar Melati – Butir kepala 78,61 persen, butir patah 20,71 persen.

Kapolresta Samarinda Hendri Umar memeriksa langsung stok beras di Gudang Perum Bulog Karang Asam Ulu, Kamis (7/8), pasca temuan 9 merek beras premium tidak sesuai SNI. (Humas Polresta Samarinda/Niaga.Asia)

Seno Aji pun menegaskan kembali bahwa tidak akan ada kelangkaan meski sebagian stok beras premium di Kaltim harus ditarik dari pasaran. Pemerintah telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengisi kekosongan pasokan.

Langkah ini, kata Seno Aji, juga menjadi upaya untuk menstabilkan harga di tengah isu beras oplosan dan beras yang tidak sesuai standar mutu.

“Bulog untuk sementara mengganti dulu beras-beras yang ditarik supaya tidak terjadi kelangkaan dan menghindari inflasi. Setelah ini kita akan datangkan lagi, karena sedang panen raya juga. Kita akan datangkan dari petani-petani, terutama dari Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Perindagkop-UKM pun akan melayangkan surat peringatan kepada pelaku usaha atau distributor merek-merek beras yang tidak sesuai SNI. Pemerintah daerah juga menunggu arahan dari pusat agar penanganan kasus ini selaras dengan kebijakan nasional.

Kapolresta Samarinda Hendri Umar pun sigap menanggapi hal tersebut pada Kamis (7/8). Ia bersama jajaran langsung turun melakukan pengecekan stok beras di gudang Perum Bulog Karang Asam Ulu.

“Pengecekan ini untuk mengetahui jumlah stok beras impor maupun lokal, serta mendukung ketahanan pangan di Kota Samarinda,” terangnya.

Hendri menegaskan bahwa ketahanan pangan yang kuat akan menjamin ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas pangan bagi rumah tangga. Maka, Polresta Samarinda akan terus berkoordinasi dengan Bulog untuk memastikan kelancaran penyerapan dan pengawasan distribusi beras.

“Ini langkah kita untuk mencegah praktik spekulasi yang merugikan petani dan masyarakat,” tegasnya.

Dengan langkah cepat Pemerintah Provinsi Kaltim, Bulog, dan aparat kepolisian, pasokan beras di pasaran diharapkan tetap terjaga, harga stabil, dan kebutuhan masyarakat terpenuhi, meskipun sebagian stok harus ditarik dari peredaran.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: