
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim mengirimkan bantuan 150 paket kesehatan ke lokasi bencana kekeringan imbas kemarau di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).
Bantuan di antaranya vitamin dan obat-obatan ditujukan kepada masyarakat terdampak, khususnya kelompok rentan seperti bayi, balita, dan ibu hamil.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin menerangkan, 150 paket ini terdiri 50 paket makanan tambahan untuk bayi, 50 paket makanan tambahan untuk balita dan 50 paket makanan tambahan untuk ibu hamil.
“Termasuk vitamin dan obat-obatan juga kita siapkan,” kata Jaya di kantornya, Jalan AW Syahranie, Samarinda, Jumat 1 Agustus 2025.
Jaya bilang, bersamaan itu, Dinkes juga mengirimkan 3 orang tenaga kesehatan untuk mengawal paket bantuan kesehatan buat masyarakat Mahulu, agar sampai tepat sasaran.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan Dinkes Mahulu terkait sasaran masyarakat penerima bantuan,” ujar Jaya.
Dijelaskan, untuk saat ini terdapat 6 Puskesmas Induk dan 2 rumah sakit yang aktif beroperasi untuk membantu masyarakat di Mahulu yang membutuhkan bantuan kesehatan.
Adapun kecamatan yang terdampak bencana kekeringan ini yakni Kecamatan Tiong Ohang Long Apari dan Long Pahangai.

“Untuk tenaga kesehatan di Mahulu, saya mendapatkan laporan tidak ada masalah. Mungkin hanya kebutuhan makanan yang sulit dan mahal. Sementara kita siapkan makanan tambahan,” terang Jaya.
Apabila makanan tambahan dan bantuan obat-obatan serta vitamin yang didistribusikan ke Mahulu masih kurang, lanjut Jaya, Dinkes Kaltim akan mengadakan kembali bantuan kesehatan serupa buat Mahulu.
“Obat-obatan yang kita siapkan khusunya untuk penyakit gatal-gatal, demam Ventrikel Ekstra Sistol (VES), diare dan Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kita sediakan masker juga,” kata Jaya Mualimin.
Sementara Ketua Tim Kerja Krisis dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinas Kesehatan Kaltim Adi Permana mengatakan, 150 paket bantuan ini diserahkan menggunakan mobil pikap dan diberangkatkan oleh tiga orang relawan medis.
“Tiga orang personel yang berangkat terdiri dari perawat, tenaga farmasi dan Layanan Kesehatan,” ujar Jaya.
Penyaluran bantuan dilakukan melalui opsi jalur darat, karena kondisi medan dan akses sungai yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kapal besar.
“Kalau dulu kita menyerahkan bantuan menggunakan kapal besar, sekarang tidak memungkinkan. Ini yang membuat mobilisasi logistik menjadi tantangan tersendiri,” demikian Adi Permana
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Bantuan LogistikBencana AlamKekeringanKemarauMahakam UluPemprov Kaltim