Penambang Pasir Laut Sebatik, Kapolsek: Sudah Berulangkali Dilarang

Aktivitas penambangan pasir laut di pantai Sebatik. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Kapolsek Sebatik Iptu Randhya Sakthika Putra menuturkan, Polres bersama pemerintah daerah dan DPRD Nunukan, sudah berulang kali melarang kegiatan penambangan pasir tanpa izin di sepanjang pesisir pantai Sebatik.

“Itukan berulang kali sudah kita larang, tapi berulang kali juga mereka kembali menjalankan penambangan pasir,” kata Randhya menjawab Niaga.Asia, Minggu (19/06/2022).

Terkait penggunaan excavator, Randhya mengaku belum mengetahui alat berat  digunakan menambang pasir.

“Aturan melarang mengambil pasir  laut tanpa izin baik menggunakan sekop dan alat bantu lainnya,” ucapnya.

baca juga:

Penambangan Pasir Laut Sebatik “Menggila” Gunakan Excavator  

Penambangan pasir pantai Sebatik dibubarkan atas permintaan Pemerintah Nunukan, namun ketika pengawasan kendor, oknum masyarakat penambang kembali bekerja secara kucing-kucingan.

“Nanti setelah 2 bulan berhenti, kembali lagi mereka menambang lagi, datang lagi aparat kesana membubarkan, tunggu lagi hening, buka lagi mereka,” sebutnya.

Randhya menjelaskan, penanganan pelanggaran menambang pasir laut masuk ranah Polres Nunukan. Jajaran Polsek hanya membantu pengawasan lapangan dan sosialisasi  agar masyarakat memahami aturan dan tak menambang pasir laut.

Oknum penambang pasir biasanya mengurangi aktivitas  ketika muncul keributan masyarakat dan akan berhenti ketika petugas keamanan turun lapangan melakukan pengawasan lokasi kegiatan.

Kegiatan penambangan pasir laut yang telah membuat badan jalan umum dan rumah warga, serta pohon kelapa amblas ke laut itu, ditanggapi penggiat media sosial asal Sebatik, Basry Pecinta Rupiah sebagai bentuk keserakahan penambang pasir laut di Sungai Batang, Jalan Batu Lamampu RT 11, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik.

Melalui akun Facebook miliknya, Basry membuat postingan dengan keterangan “penambangan pasir pantai di daerah sungai batang pantai, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan yang tidak ada henti hentinya”.

“Hal ini sangat meresahkan masyarakat setempat akibat abrasi yang terjadi, beberapa rumah warga sudah hampir roboh, bahkan tangki air sdh ada yg ambruk, pohon kelapa yang menjadi sumber kehidupan warga juga sudah banyak yang tumbang,” komennya.

Basry mohon pemerintah setempat lebih memperhatikan lagi hal seperti ini, kampung kami sudah sangat tidak nyaman, listrik saja tidak ada, akses jalanpun cuman jalanan perkebunan sawit, di tambah lagi penambangan pasir yang tidak ada hentinya mengakibatkan abrasi pantai.

“Kami juga warga kalian yang siap mendukung dan membantu kalian disaat kalian butuh kami. Mohon pemerintah berbuat lah sedikit untuk kami,” ajak Basry.

Penulis : Budi Anshori | Editor | Rachmat Rolau

Tag: