Penanganan Karhutla Harus Sinergi, Masyarakat Jangan Bakar Lahan

aa

Simulasi pemadaman kebakaran lahan oleh Tim Satgas Karhutla, saat Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan di Halaman Helipad, Kawasan Perkantoran Pemkab Kutim (foto : Wak Hedir/Pro Kutim)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – Bupati Kutim Ismunandar tegas menyerukan, untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan, semua pihak harus saling bersinergi. Artinya semua pihak memberikan kontribusi terbaik dan bahu membahu, agar Karhutla tidak terjadi. Apabila terjadi sekalipun, dampaknya bisa ditanggulangi dengan baik.

“Kita harus all out bersinergi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, dari fenomena bencana kebakaran. Seperti korban jiwa, materil maupun moril, punahnya habitat mahluk hidup. Sehingga, menuntut semua pihak untuk cepat tanggap, dan mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi,” kata Ismunanadar, saat menjadi memimpin Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan, dimana kegiatan itu juga dirangkai dengan Apel Tatanan Norma Baru (New Normal) di halaman Helipad, di Kawasan Perkantoran Pemkab Kutim, Rabu (24/6).

Dalam apel yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana alam di Kabupaten Kutim tersebut, Ismunandar menjelaskan, bahwa penanganan Karhutla adalah pekerjaan yang sangat berat.

Maka dari itu, sudah pasti memerlukan dukungan dan kerjasama semua pihak dan koordinasi yang baik. Agar bencana kebakaran tersebut, juga bisa ditangani dengan cepat.

“Pada saat bencana terjadi kita tidak perlu saling menyalahkan. Tapi kita berupaya memberikan kontribusi yang maksimal. Karena tindakan saling menyalahkan tidak akan menyelesaikan masalah. Justru sebaliknya, malah membuat masalah baru yang tentu tidak kita inginkan dan tidak boleh terjadi,” ujar Ismunandar.

Selain itu, sambung orang nomor satu di Pemkab Kutim itu, masyarakat diimbau untuk tidak membuka lahan sembarangan dan membakar lahan tanpa perizinan. Demikian halnya penebangan pohon secara liar yang membuat lahan menjadi gundul.

Sebab, tidak lagi mampu menahan debit air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah. Sehingga pada akhirnya, mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang.

“Alam akan memberikan apa yang kita perlukan, cintai dan sayangi alam di sekitar kita. Bumi tempat kita hidup dan berinteraksi. Demikian pula, apabila kita tidak mampu menjaga keseimbangan alam, maka bencana tentu saja tak akan terjadi. Oleh karena itulah, kesadaran menjaga dan melestarikan lingkungan hidup harus ditanamkan sejak dini,” ajak Ismunandar.

Orang nomor satu di Pemkab Kutim itu, juga meminta kepada seluruh petugas, baik itu TNI, Polri dan petugas penanggulangan bencana daerah, Tim Reaksi Cepat dan perusahaan maupun relawan, agar tetap siaga setiap saat. Sebab, Karhutla bisa terjadi kapan saja.

Selain itu, anggota Satgas COVID-19 dan Satgas Karhutla, juga diminta selalu menjaga kesehatan dan stamina. Tidak kalah penting, menjaga keselamatan diri. (hms15/hms3)

Tag: