Pencetakan Uang Baru Tidak Menambah Uang Beredar

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Ricky P Gozali dan Deputinya Hendi Sudaryanto di acara Capasity Building Wartawan Kaltim di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Minggu 11 Desember 2022. (Foto: Intoniswan/niaga.asia)

LABUAN BAJO.NIAGA.ASIA — Pencetakan uang baru oleh Bank Indonesia tidak menambah jumlah uang beredar, karena dibarengi dengan penarikan uang lama.

Hal itu djkatakan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, Ricky P Gozali dalam acara Capacity Building Wartawan Kaltim di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Minggu (11/12) malam.

Menurut Ricky, mencetak uang baru tidak murah biayanya, tapi harus dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dan kebutuhan.

Pertimbangan teknis dicetaknya uang baru antara lain, uang seri lama sudah berusia 10 sampai 20 tahun, sehingga sudah banyak yang tidak layak edar.

“Kemudian, secara teknis uang seri lama itu sudah mudah dipalsukan,” katanya.

Pemalsuan uang semakin canggih karena menggunakan teknologi. Akibatnya masyarakat semakin sulit membedakan mana uang asli dan uang palsu.

“Untuk mengatasi masalah pemalsuan itu, Bank Indonesia mencetak uang baru,” ucapnya.

Uang baru yang dicetak Bank Indonesia, selain didesaian sulit dipalsukan, juga didesain dengan mempertimbangkan agar mudah dikenali penyandang disabilitas.

“Jadi, dalam mencetak uang baru, juga memperhatikan kebutuhan saudara kita penyandang disabilitas,” ujar Ricky.

Ricky berharap, masyarakat semakin mencintai Rupiah dengan merawatnya, tidak mestaples uang, melipat lipat sampai “remuk” dan mencoret-coretnya.

Kemudian, pemasyarakatan transaksi non tunai juga dalam rangka menekan biaya yang harus dikeluarkan Bank Indonesia untuk mencetak uang.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: