Pendiri Medco: Ada Potensi di Lapangan Tua Migas

aa
Pendiri sekaligus Pemilik Medco, Arifin Panigoro. (Foto HO/net)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Pendiri dan pemilik Medco, Arifin Panigoro berkeyakinan orang Indonesia mampu mengelola industri minyak dan gas (migas)  dan ada buktinya, seperti di Medco yang merupakan perusahaan yang menemukan giant discovery terbesar yang ada di Libya sebesar 500 juta barrel cadangan minyak.

“ Medco juga berekspansi ke Oman, dan di negara tersebut Pemerintahnya sangat mengapreasi capaian dan kontribusi Medco untuk industri migas,” ungkap Arifin Panigoro di acara Sarasehan Nasional ke-2 Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Dalam acara tersebut Arifin Panigoro menyampaikan nasehat, perjalanan panjang industri migas dan harapan-harapan beliau terkait masa depan industri hulu migas. Arifin Panigoro menyampaikan bahwa di tahun 70an dan 80an sektor migas memberikan peran yang besar bagi pemasukan negara. Pada era tersebut sekitar 80% pemasukan negara berasal dari migas.

Tentang  lapangan kecil/tua yang sudah tidak diproduksi, misalnya di Aceh, Arifin Panigoro mengatakan,  lapangan yang tidak terurus, kemudian diurus oleh masyarakat tanpa safety lalu ada kejadian kecelakaan.

“Untuk lapangan tua yang paling terkenal adalah Wonocolo yang ex Belanda. Maka perlu dicari solusi bersama agar lapangan tua ini tetap memberikan pemasukan bagi negara dan dapat pula memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.,” ujarnya.

Arifin Panigoro menambahkan bahwa lapangan lapangan tua masih memiliki potensi dan dapat diberdayakan. Senior alumni migas senior Stanvac itu menyampaikan ada potensi dilapangan tua dengan langkah tertentu di lapangan kecil ada potensi tanpa harus menggunakan teknik EOR.

Untuk menunjukkan bahwa perusahaan Migas nasional juga memiliki kompetensi yang diakui internasional, Arifin Panigoro menunjuk Medco di tahun 1995 memiliki blok dengan kapasitas dibawah 9 ribu barrel.

“Berbekal keyakinan berdasarkan data yang telah dianalisa, ada sejumlah uang di bor lalu menemukan tambahan cadangan sehingga dimungkinkan untuk bisa berproduksi sampai 300 ribu barrel dan bertambah menjadi 700 ribu barrel,” katanya.  Saat Medco beli dari union Texas disalah satu blok cadangannya 1 TCF dibeli dan sekarang sudah meningkat menjadi 5 TCF. Best operation anak bangsa sudah diakui termasuk didalam negeri.

Arifin Panigoro menyampaikan minat dan optimismenya, berdasarkan apa yang disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat berbincang-bincang sebelum acara, bahwa ada potensi di Natuna, milik Premier batas Utara lagi terbuka bisa dikelola (CO2 rendah) ada potensi serta bisa menjadi garda depan menjaga kedaulatan negara karena berbatasan dengan Laut China Selatan yang memiliki gesekan politik antar negara.

Sumatera Selatan masih potensi, masih banyak yang bisa dilakukan, silahkan BUMD untuk ikut terlibat. “Kita sudah punya banyak professional. Acara hari ini, saya mendukung dengan terbuka apa yang bisa dikerjakan dan realistis mana yang bisa didahulukan, tutup Arifin Panigoro mengakhiri sambutan dan sharing pengalaman puluhan tahun menjadi pelaku usaha migas dengan bendera Medco, seperti dirilis di laman skkmigas.go.id.(001)

 

Tag: