Penerapan PPKM Kendalikan Angka Kasus Corona Jawa-Bali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan di Jawa-Bali cukup terkendali.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kasus COVID-19 yang terus terjaga pada tingkat yang cukup rendah sementara kasus konfirmasi terus ditekan dan penurunannya ada di angka 99 persen sejak puncak kasus bulan Juli lalu.

“Penerapan PPKM yang masih terus dilakukan di Jawa-Bali menunjukkan tren yang cukup stabil,” ujar Luhut, dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Marves, Selasa (30/11/2021).

Walaupun tren COVID-19 di Jawa-Bali cenderung stabil, Menko Marves mengungkapkan bahwa saat ini terjadi peningkatan angka reproduksi efektif atau Rt nasional. Untuk Jawa-Bali peningkatannya terjadi 4-5 hari berturut-turut pada periode awal munculnya varian delta.

Lebih lanjut Luhut mengatakan, berdasarkan hasil asesmen pada tanggal 27 November 2021 terdapat penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 2 dan sebanyak 8 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 1.

Berdasarkan asesmen dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek yang terjadi akibat turunnya angka tracing (penapisan) anggota aglomerasi di wilayah Jabodetabek.

Kemudian, berdasarkan hasil survey Google Mobility Jawa-Bali dan Indeks Belanja Masyarakat menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat sudah cukup signifikan dibandingkan data pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 dan mendekati periode libur Idulfitri 2021.

“Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat,” ujarnya.

Indikasi ini, imbuh Luhut, harus dijadikan sebagai pengingat untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta melakukan 3T (tracing, testing, dan treatment), bukan untuk menimbulkan kepanikan.

“Saat ini, jumlah testing dan tracing kita pun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November tahun lalu. Tingkat vaksinasi kita juga sudah di atas 60 persen dibandingkan dengan tahun 2020 di saat program vaksinasi belum berjalan,” ujarnya.

Menko Marves juga mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan dengan dukungan implementasi PeduliLindungi dalam penanganan COVID-19, termasuk dalam menghadapi varian baru Corona.

“Kita hanya perlu waspada dan berjaga-jaga dengan kembali mengetatkan penerapan protokol kesehatan yang sudah mulai terlihat abai ini,” pungkasnya.

Sumber : Humas Sekretariat Kabinet | Editor : Saud Rosadi

Tag: