Pengembangan Ekraf, Ini Rekomendasi Balitbangda Kaltim

Produk pelaku usaha kreatif yang dipajang di Gekraf Corner di Mall City Centrum Samarinda dari tanggal 16-18 September 2022. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pengetahuan dan pengalaman pelaku ekonomi kreatif harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kreativitas uniquely product  (produk unik)-nya menjadi pembeda kreativitas.

Demikian rekomendasi pertama dari tujuh rekomendasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim yang disampaikan Plt Kepala  Balitbangda  Kaltim, Fitriansyah yang disampaikan di Talkshow  yang diselenggarakan pengurus Gerakaran Kreatif (Gekraf) Kaltim di Mall City Centrum Samarinda, Jum’at (16/09/2022).

Turut berbicara dalam acara tersebut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kaltim, HM Faisal dan Ketua DPW Gekraf Kaltim, Aji Mirza Hakim. Talkshow Gekraf Corner mengambil  tema Bangkit Ekraf Indonesia.

Menurut Fitriansyah, perkembangan ekonomi kreatif (ekraf)  di Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara (Kukar)   cukup menonjol. Pelaku ekraf di Samarinda menonjol di kuliner dan musik, Balikpapan dengan digitalisasi dan kuliner,  kemudian  di  Kukar menonjol di perfilman dan seni budaya.

“Untuk pengembangan ekonomi kreatif di tiga daerah tersebut, Balitbangda Kaltim, Balitbangda telah melakukan kajian dan  merekomendasikan 7 kegiatan yang diperlukan dalam mengembangkan ekraf,” katanya.

Kedua, lanjut Fitriansyah,  untuk membangun ekraf, perlu dikembangkan ekosistem, keterhubungan sistem yang mendukung rantai nilai ekraf, yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi yang dilakukan oleh pelaku ekraf dalam rangka memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.

Ketiga; perlindungan secara hukum atas hak kekayaan intelektual (HAKI) sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang HAKI. Beberapa bentuk HAKI antara lain hak paten, merek, desain industri, hak cipta, indikasi geografis, rahasia dagang, dan desain tata letak sirkuit terpadu (DTLST).

Keemapt; membangun komunitas kreatif. Pemerintah telah membentuk Dewan Ekonomi Kreatif dimana ada 17 sub sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, musik, fesyen, aplikasi, seni rupa, TV dan radio, penerbitan, design interior, pertunjukan seni, fotografi, film animasi dan video, Periklanan, arsitektur, permainan interaktif, desain komunikasi visual, dan desain produk.

“Setiap subsektor sangat direkomendasikan untuk membentuk komunitas termasuk bergabung di Gekraf Kaltim dalam rangka pembinaan dan pengembangan product,” ucap Fitriansyah.

Kelima, kata Fitriansyah, pemerintah dan sektor swasta perlu memberikan insentif. Tujuannya adalah mempermudah pelaku usaha ekraf dalam mengembangkan kegiatannya. Insentif yang diberikan antara lain berupa perlindungan produk, dana pengembangan, fasilitas pemasaran, pertumbuhan pasar domestik dan internasional, mendapatkan informasi tren dalam negeri dan luar negeri, dan penyediaan sarana dan prasarana.

Plt Kepala Balitbangda  Kaltim, Fitriansyah menyerahkan cinderamata kepada Ketua DPW Gekraf Kaltim, Aji Mirza Hakim di acara Talkshow Gekraf Corner di Mall City Centrum Samarinda, Jum’at (16/09/2022). (Foto Niaga.Asia)

Menurut Fitriansyah, yang keenam; perlu diperbanyak event ekonomi kreatif sebab,  pengalaman dalam mengikuti event promosi produk akan menciptakan nilai tambah tersendiri bagi pelaku ekonomi kreatif.

“Terakhir, menciptakan ruang publik ekonomi kreatif akan meningkatkan daya saing dan nilai tambah pelaku ekonomi kreatif termasuk akan meningkatkan promosi product ekonomi kreatif,” ucap Fitriansyah.

Sementara itu Ketua DPW Gekraf Kaltim, Aji Mirza Hakim menyampaikan, event Gekrafs Corner selama 3 hari (16 – 18 September 2022) di mall City Centum Samarinda adalah upaya Gekrafs Kaltim dalam mengembangkan potensi pelaku ekonomi kreatif di Kaltim.

“Diharapkan dengan event ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman pelaku ekonomi kreatif bahkan calon pelaku ekonomi kreatif seperti pelajar dan mahasiswa yang mengikuti event Gekrafs Corner,” ujar Icha sapaan akrab mantan bassis jikustik ini.

Menurut Icha,  mentalitas pelaku usaha ekonomi kreatif juga akan teruji dengan mengikuti berbagai event promosi produk.

“Bagi pelaku ekonomi kreatif tidak ada kata kegagalan, karena semua berproses dan akan menemukan titik keberhasilan,” pungkasnya.

[ADV Diskominfo Kaltim | Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan]

Tag: