Pengiriman 1.000 Tabung Gas Elpiji Malaysia ke Krayan Tunggu Izin Ekspor

Tabung gas Petronas Malaysia dijual di perbatasan Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Rencana pengiriman 1.000 tabung gas elpiji Petronas isi 16 kilogram ke wilayah perbatasan Indonesia di Kecamatan Krayan, kabupaten Nunukan, masih terkendala izin ekspor otoritas pemerintah Malaysia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Perbatasan Indonesia (Aspindo) Krayan, Novliana Martinus mengatakan, kerjasama perdagangan lintas batas Malaysia di wilayah Kecamatan Krayan merupakan program lanjutan yang telah berjalan sebelumnya.

“Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Serawak, Malaysia, sudah menghubungi Petronas Malaysia, yang informasinya menunggu izin ekspor,” kata Novliana kepada Niaga Asia, Kamis (2/12).

Untuk kelancaran proses pengiriman, Koperasi Krayan yang ditunjuk sebagai mitra kerja perdagangan lintas batas telah mengirimkan tabung gas kosong ke wilayah Ba’kalanan, Sarawak, Malaysia.

Rencana pengiriman 1.000 tabung gas industri Petronas adalah sebuah terobosan dan prestasi dari Aspindo dan koperasi Krayan. Apalagi rencana pengiriman dalam jumlah besar telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Sabah.

“Izin ekspor Petronas ini ada di Kuala Lumpur Malaysia. Tapi kalau isi tabungnya sudah tersedia di Ba’kalalan,” ujar Novliana.

Dikatakan Novliana, berdasarkan informasi disampaikan Kementerian Perdagangan Malaysia, pemerintah Malaysia tetap mengupayakan pengiriman gas tabung untuk masyarakat Krayan sesuai prosedur yang berlaku.

Perdagangan tabung gas petronas di Krayan adalah program penghantaran logistik Government to Government (G to G) Malaysia – Indonesia di sempadan Ba’kalalan Lawas, Malaysia – Long Midang, Krayan Indonesia.

“Kemungkinan pengiriman setelah pemilihan raya di Malaysia. Mereka minta cukup bersabar sedikit karena kesibukan pemerintah di sana,” sebut Novliana.

Kebutuhan gas Malaysia sangat dibutuhkan warga perbatasan di Krayan, sebagai penutup kekurangan dari distribusi tabung gas elpiji 12 kilogram milik PT Pertamina yang sempat terhenti dalam 1 bulan terakhir ini.

Perdagangan gas elpiji Malaysia di wilayah Krayan lebih ke arah kemanusian. Sebab hubungan emosional penduduk di Ba’kalalan dan Long Midang sangat erat, bahkan serumpun dalam budaya.

“Malaysia menganggap warga Krayan bagian dari keluarga mereka. Meski tabung gas yang dijual Rp 550 ribu/tabung itu sebenarnya subsidi masyarakat Malaysia,” jelas Novliana.

Terpisah, Camat Krayan Heberly menuturkan, stok kebutuhan sembako dan BBM hingga akhir tahun masih terkendali. Dalam beberapa hari kedepan ada lagi pasokan barang dari Ba’kalalan Malaysia menuju Krayan.

“Kerjasama perdagangan lintas batas masih lancar dan pasokan barang cukup banyak. Baik sembako ataupun barang material,” jelasnya.

Terkait pasokan tabung gas Malaysia, pengiriman 1.000 tabung isi memang masih terkendala regulasi perizinan di Malaysia. Namun kemungkinan tetap akan masuk ke wilayah perbatasan Krayan.

“Tabung gas lama kosong dari Pertamina. Jadi wajarlah kekurangan stok di pedagang. Kalaupun ada pasokan terbatas,” tutupnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: