Pengusaha Indonesia Bukukan Transaksi Rp384,19 Miliar di Belanda

Pengusaha dari Indonesia saat mengikuti kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) di Indonesia House Amsterdam (IHA), Amsterdam menandatangani 11 MoU dengan perusahaan Belanda. (Foto Kemendag)

AMSTERDAM.NIAGA.ASIA – Pengusaha dari Indonesia saat mengikuti kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) di Indonesia House Amsterdam (IHA), Amsterdam, Belanda pada Selasa, (28/5) berhasil membukukan transaksi sebesar USD 23,94 juta atau senilai Rp384,19 miliar.

Capaian transaksi berasal dari 11 penandatanganannota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan Belanda untuk produk makanan dan minuman, rempah, kopi, fesyen, aksesori, dan dekorasi rumah. Sebanyak 39 pelaku usaha turut serta dalam kegiatan business matchingini.

Kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) di Indonesia House Amsterdam (IHA) digelar Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Kedutaan Besar RI di Den Haag, diikuti pengusaha yang bergerak di sektor furnitur, makanan dan minuman, pupuk, perawatan tubuh, dan fesyen. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia-Netherlands Trade, Tourism and Investment Forum 2024 yang dilaksanakan pada 28-29 Mei 2024.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi mengungkapkan, Belanda merupakan mitra krusial dan strategis bagi produk Indonesia untuk mengakses pasar Eropa. Untuk mendorong nilai ekspor Indonesia, Kementerian Perdagangan melakukan berbagai kegiatan promosi, salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan business matching.

Didi menyampaikan, Indonesia telah menekankan adopsi praktik-praktik berkelanjutan untuk menjawab isu global yang menjadi tantangan di Eropa. Dalam hal ini, Indonesia memiliki keunggulan sumber daya terbarukan seperti bambu dan rotan, dimana hal ini berkontribusi dalam pengembangan produk berkelanjutan.

“Untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, kami telah mendorong penggunaan bahan-bahan berkelanjutan seperti kayu yang diperoleh secara bertanggung jawab, bahan daur ulang, dan alternatif bahan baku lain seperti bambu dan rotan. Dengan pertumbuhan cepat dan sifat terbarukan, bambu dan rotan berfungsi sebagai alternatif terbarukan, mengurangi ketergantungan kita pada kayu yang tumbuh lambat dan rentan terhadap deforestasi,”ujar Didi saat memberi sambutan secara virtual.

Sementara Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, dalam sambutannya, menyampaikan, kegiatan business matching diharapkan menjadi wadah dan sarana promosi bagi eksportir Indonesia untuk memperkenal produk kepada importir Belanda.

Selain itu juga diharapkan dapat membina hubungan kerja sama bisnis jangka panjang dan dapat memberikan dampak positif bagi sektor perdagangan bagi kedua belah pihak.

“Kami terus mendukung upaya Indonesia dalam meningkatkan ekspor melalui Belanda. Salah satunya, karena Pelabuhan Rotterdam berfungsi sebagai pintu gerbang bagi produk Indonesia untuk mengakses pasar Uni Eropa. Sedikitnya, 22 persen ekspor Indonesia ke27 negara Uni Eropa didistribusikan melalui Belanda,” ujar Mayerfas.

Acara ini turut dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani Mustafa, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Merry Maryati, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati; Direktur Perdagangan, Investasidan Kerja sama Ekonomi Internasional Badan Perencanaan Nasional PN Laksmi Kusumawati; Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati, serta Atase Perdagangan Den Haag, Annisa Hapsari.

Kegiatan business matchingdirangkai dengan kunjungan ke beberapa lembaga dan importir Belanda. Beberapa diantaranya, yakni lembaga sertifikasi Triskelion BV, importir produk makanan asia Asian Food Group, dan importir produk furnitur Ammenis Trading.

Sepanjang 2023, Belanda menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia di Eropa dan menduduki peringkat ke-12 di dunia. Dalam lima tahun terakhir (2019-2023) tren perdagangan kedua negara mencatat pertumbuhan positif sebesar 8,5 persen.

Selain itu, ekspor produk nonmigas Indonesia ke Belanda pada periode tersebut juga menunjukkan tren positif sebesar 10,05 persen. Di sektor investasi, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Belanda menduduki peringkat sebagai investor asing terbesar ke-8 di Indonesia di triwulan I tahun 2024. Ini juga menegaskan kedalaman kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Belanda.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: