
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Provinsi Kaltim terus berupaya menekan angka kemiskinan yang saat ini berada di angka 6 persen. Di tahun 2026 mendatang, Kaltim menargetkan angka kemiskinan di Kaltim bisa turun hingga 2,8 persen.
Untuk mencapai tujuan itu, juga diperlukan dukungan dari pengusaha kelapa sawit tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), untuk menyerap tenaga kerja di Kaltim.
Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji melihat sektor kelapa sawit di Kaltim memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, terutama tenaga panen.
“Kalau kita lihat kelapa sawit dari satu perusahaan sangat banyak menyerap tenaga, terutama tenaga panen yang bisa ikut andil dalam usaha kelapa sawit yang cukup banyak di Kaltim ini,” kata Seno, ditemui wartawan di Hotel Mercure Samarinda Jalan Mulawarman, Selasa (22/4).
Menurut Seno, kehadiran GAPKI sangat diperlukan guna merangkul para pengangguran yang ada di Kaltim untuk bisa bekerja, sehingga mampu menurunkan angka pengangguran, tingkat kemiskinan dan lainnya.
“Kita bisa menekan angka kemiskinan kita hingga 2,8 persen di 2026 mendatang,” ujar Seno optimistis.
Menurut Seno Aji, saat ini dari total 287 pengusaha kelapa sawit di Kaltim, baru sekitar 80 pengusaha yang tergabung dalam GAPKI. Karena itu Pemprov Kaltim berencana mendorong lebih banyak pengusaha untuk bergabung dengan asosiasi itu.
“Kita akan buatkan surat edaran ke Bupati dan Wali Kota, supaya pengusaha perkebunan dapat bergabung ke GAPKI,” terang Seno.
Langkah itu diharapkan dapat mempermudah komunikasi antara pemerintah dan pengusaha kelapa sawit, terutama terkait kebijakan harga tandan buah segar (TBS), yang sering kali tidak diikuti oleh sebagian pengusaha.
“Dengan semua bergabung di GAPKI, komunikasinya mudah. Jadi tidak ada lagi yang tidak tahu arahan pemerintah, terkait harga TBS tersebut,” jelas Seno.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perkebunan Kaltim Andi Siddik mengatakan, Disbun Kaltim telah melakukan koordinasi dengan GAPKI Kaltim untuk menambah keanggotaannya.
“Kita telah berkoordinasi dengan GAPKI supaya bisa menambah anggota untuk bergabung. Tapi tergantung dari masing-masing pengusahanya lagi,” kata Andi.
Menurut dia, dengan para pengusaha kelapa sawit ini tergabung di GAPKI, maka dapat meningkatkan manfaat dan hasil yang lebih dari para pengusaha kelapa sawit di Kaltim.
“Dengan mereka bergabung ke GAPKI tentunya jauh lebih besar manfaat diperoleh. Seperti mengetahui informasi harga TBS terbaru,” demikian Andi Siddik.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: KaltimKetenagakerjaanPengangguranSawitSeno Aji