Penjelasan Disdik Samarinda Soal Belajar Tatap Muka 85 Sekolah Mulai 7 September

Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi pelajar di SMPN 22 Samarinda, Selasa (24/8). (Foto: BPMI Setpres)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 85 sekolah di Samarinda mulai TK negeri, SD dan SMP negeri swasta dimulai 7 September 2021. Dinas Pendidikan menjelaskan panjang lebar soal rencana itu.

PTM terbatas 85 sekolah itu diputuskan dalam rapat koordinasi secara virtual Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan bersama Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi, Kamis (26/8).

Kota Samarinda sendiri ada 320 sekolah TK negeri, SD dan SMP negeri dan swasta, dengan jumlah guru dan tenaga pendidik (tendik) sekitar 9.400 orang. Saat ini, guru yang sudah divaksin mencapai 71 persen.

Guru dan tendik yang belum divaksin memiliki alasan beragam. Mulai dari mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, hingga guru yang sedang hamil. Sementara yang tidak memiliki alasan kesehatan, terus didorong untuk mengikuti vaksinasi.

“Iya, sesuai arahan Pak Wawali, guru yang belum vaksin tidak boleh mengajar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin, saat berbincang bersama Niaga Asia, Jumat (27/8) sore.

Asli menerangkan, rencana PTM terbatas sendiri sejatinya sudah dipersiapkan jauh hari. Namun rencana itu tertunda lantaran kasus harian meningkat dan puncaknya terjadi Juli 2021 lalu.

“Terlebih lagi di bulan Juli itu masuk PPKM level 4,” ujar Asli.

Kota Samarinda sendiri memang masuk dari 5 daerah di Kalimantan Timur yang menerapkan PPKM Level 4 mulai 24 Agustus hingga 6 September 2021.

Pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar yang dilakukan oleh BIN, Rabu (14/7). (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

“Kita harapkan ada penurunan ke level 3 setelah itu. Atau ada kebijakan tertentu 7 September untuk kita menggelar PTM terbatas itu. Nanti kita tunggu Pak Wali Kota. Apakah 85 sekolah itu sekalian PTM terbatas atau bertahap,” terang Asli.

Syarat Sekolah Gelar PTM Terbatas

Tentu 85 sekolah yang direncanakan PTM terbatas itu harus memenuhi syarat umum yang wajib dilaksanakan. Seperti penyediaan tempat mencuci tangan, penerapan aturan wajib masker, toilet yang bagus, mengatur jarak kursi siswa dan murid hingga penyediaan ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

“Itu wajib disediakan. Itu syarat umum tidak boleh tidak ada.

Selain syarat daerah PPKM Level 3, sekolah yang menggelar PTM terbatas harus dengan persetujuan tertulis orangtua murid dan siswa.

Kontrol Belajar Virtual Tidak Maksimal

Asli sendiri tidak menampik, pola belajar virtual hampir 1,5 tahun ini berjalan tidak maksimal untuk menyesuaikan kurikulum yang telah ditetapkan.

Belajar tatap muka di sekolah di Konawe, Sulawesi Tenggara (ANTARAFOTO/JOJON)

Bahkan, 8 bulan lalu sudah dilakukan survei ada sekitar 6 ribu anak didik di Samarinda tidak memiliki HP/ponsel pintar untuk belajar virtual. Meski saat ini angka itu diperkirakan sudah berkurang.

“HP itu tidak ideal untuk belajar virtual karena ukurannya kecil. Juga belum lagi pengaruh kepada kesehatan, kejenuhan anak didik, dan kebiasaan anak didik yang sebelumnya belajar rutin di sekolah itu sudah menjadi fakta,” ungkap Asli.

“Misal jam sekolah (belajar virtual) anak didik tidak mandi, tidak sikat gigi, itu sudah terjadi ya. Makan tidak terkontrol, main HP tidak terkontrol. Anak didik kalau sudah pegang HP dan tidak kuat kontrol dari kita itulah yang terjadi,” jelas Asli.

Kendati demikian, lanjut Asli lagi, PTM terbatas 7 September 2021 mendatang tetap mengutamakan keselamatan. “Kita tidak boleh takabur, tidak sombong. Tapi di kondisi begini kita harus berbuat agar kurikulum tercapai,” ungkap Asli.

“Dimulai PTM terbatas nanti, di masa penyesuaian, yang penting anak didik happy dulu dengan suasananya. Karena dari arahan Mendikbud, vaksinasi anak didik belum menjadi syarat dibukanya PTM ini,” jelas Asli lagi.

Untuk diketahui, ada sekira 3.000 guru dan tendik dari 320 sekolah di Samarinda yang belum divaksin. Rencananya, guru dan tendik itu diharapkan bisa ikut vaksinasi massal lantaran stok vaksin di Samarinda seperti disampaikan Dinkes Samarinda tersedia cukup.

Penulis: Saud Rosadi | Editor: Saud Rosadi

 

Tag: