Penjelasan Ijtima di Gowa di Sulsel Potensi jadi Klaster Baru Sebaran Covid-19

Eks peserta Ijtima di Gowa Sulawesi Selatan asal Tarakan yang dipulangkan. (Foto : Mansyur/Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Warga Kaltim eks peserta ijtima ulama dunia zona Asia di Gowa Sulsel, terus dicari. Tidak menutup kemungkinan, Gowa berpotensi jadi klaster sumber penyebaran baru virus Corona (Covid-19).

Sampai dengan Kamis (2/4) sore, tercatat baru 587 warga Kaltim, yang terdeteksi sebagai peserta Ijtima, 19-22 April 2020, meski event itu batal digelar. Peserta dari Kaltim sendiri, paling banyak sekitar 1.300-an orang.

Dalam video conference wartawan bersama Plt Kadinkes Kaltim Andi M Ishak, Gowa berpotensi menjadi klaster baru sebaran Covid-19.

“Potensinya, ada kegiatan bersama kelompok, yang dilaksanakan banyak orang. Semacam klaster, karena kegiatan satu tempat bersama-sama, banyak orang. Dan ini, peserta dari sana, gejalanya banyak mirip Covid-19,” kata Ishak.

Ishak menerangkan, saat ini, swab 4 pasien dalam pengawasan (PDP) di Kaltim yang diketahui sebagai peserta ijtima, telah dikirim ke laboratorium.

“Masih menunggu hasil lab. Potensi jadi klaster baru, karena dilakukannya bersama-sama,” ujar Ishak.

Diterangkan Andi, di Kaltim, penularan Covid-19, diketahui diantaranya berasal dari klaster Bogor, dan Jakarta. Tepatnya, saat pertemuan KPU di daerah, yang digelar di Jakarta.

“Yang paling penting (dari kedua klaster KPU dan Bogor), banyak pasien positif karena kontak erat dengan pasien yang sudah terkonfirmasi. Tipenya di Kaltim seperti itu,” ungkap Ishak.

Upaya Penelusuran Eks Peserta Ijtima

Ishak menggarisbawahi, mereka warga yang diketahui pulang dari Gowa, diharapkan tidak divonis masyarakat kesemuanya sebagai PDP. “PDP nih, pasti positif nih. Jangan melakukan judge dari Ijtima seperti itu,” sebut Ishak.

“Kami terus berusaha maksimal, bagaimana teman-teman melakukan tracing siapa saja pelaku perjalanan dari Gowa itu. Upaya ini tidak mudah, bagi teman-teman daerah. Tidak semua informasi secara gamblang mereka (tim Gugus Tugas Covid-19) dapatkan,” jelas Ishak.

Di sini, lanjut Ishak, peran berbagai elemen masyarakat, menjadi sangat penting. “Jadi perlu bantuan media, masyarakat. Dinkes tidak bisa jalan sendiri,” ungkap Ishak lagi.

“Infomasi masyarakat penting, untuk mempercepat tracing dari Dinkes. Mudah-mudahan, peserta (Ijtima) yang ada di Kaltim, hasil pemeriksaannya tidak ada yang positif,” jelas Ishak.

Namun demikian, lain halnya nanti ketika warga Kaltim eks peserta Ijtima, dinyatakan positif Covid-19.

“Kalau ini ada, maka gugus tugas kabupaten dan kota, mesti lebih banyak lagi untuk menjaring sebanyak-banyajnya terkait keberadaan pelaku perjalanan dari Gowa. Yang urama, adalah yang kontak erat dulu dengan pasien yang terkonfirmasi positif nanti,” demikian Ishak. (006)

Tag: