Penjelasan Puskesmas Trauma Center Soal Pelayanan Ketus Dikeluhkan di Media Sosial

Kiri-Kanan: Kepala UPTD Puskesmas Trauma Center Samriyani Sabang-Ketua Tim Manajemen Komplain Didied Iswara Timur Putra-Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ronald-Koordinator Dokter dan Ketua Mutu Puskesmas Anisha Sagita (kiri ke kanan) (kolase/niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Jajaran Puskesmas Trauma Center Samarinda di Jalan Cipto Mangunkusumo, Loa Janan Ilir bergerak cepat merespons kritik masyarakat. Aduan terkait pelayanan mereka yang dinilai kurang maksimal dan tidak ramah terhadap pasien langsung ditindaklanjuti.

Hari ini, seluruh pegawai dan tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas itu menjalani audit dan monitoring evaluasi secara menyeluruh, agar pelayanan masyarakat dapat lebih diperhatikan, dan kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Kepala UPTD Puskesmas Trauma Center Samriyani Sabang menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat.

Dia meminta kepada masyarakat agar ketika memiliki keluhan, dapat mengadukannya ke kanal pengaduan Puskesmas Trauma Center yang telah disiapkan.

“Sampaikan ke kanal resmi kritiknya, agar kita bisa tanggung jawab secara terfokus,” kata Samriyani ditemui Kamis 13 November 2025.

Ketua Tim Manajemen Komplain, Didied Iswara Timur Putra mengatakan, berbagai platform telah disiapkan untuk menampung keluhan dan masukan untuk Puskesmas Trauma Center, mulai dari Instagram, Facebook, hingga WhatsApp.

“Sesuai SOP seharusnya pengaduan itu masuknya ke kami langsung. Agar aduan itu bisa kita tindak lanjuti,” kata Didied.

Baca juga: Layanan Puskesmas Trauma Center Samarinda Dikeluhkan, Petugasnya Ketus

Pihaknya juga rutin mengadakan monitoring dan evaluasi (Monev) ketat setiap hari Senin, untuk menelaah seluruh keluhan dari masyarakat demi perbaikan layanan lebih baik kedepannya.

“Keluhan kemarin kita tindak lanjuti langsung. Tidak hanya ke satu orang, namun semuanya kita lakukan pembinaan,” ujar Didied.

Ke depannya, Didied berharap pengaduan masyarakat yang masuk ke Puskesmas dapat lebih jelas, agar Puskesmas dapat menindak lanjutinya lebih efektif dan terukur.

“Aduan itu seharusnya paling enak ada namanya, kronologinya dan petugas yang dikeluhkan, agar kita enak menanganinya. Kalau tidak jelas, bagaimana kita mau melacaknya? Harus tahu juga kronologinya kenapa bisa marah dan kasar,” sebut Didied.

Tidak jarang keluhan muncul akibat kesalahpahaman terkait Standar Operasional Prosedur (SOP), seperti penolakan surat rujukan atau surat sakit yang memang memiliki aturan ketat untuk mendapatkannya.

Karena itu, dia berharap masyarakat memahami aturan ini dan tidak serta-merta meluapkan emosinya langsung di sosial media langsung.

“Kita usahakan ada selalu perbaikan dari Puskesmas Trauma Center. Kalau memang kesannya kasar, kita akan berusaha lebih lembut lagi,” sebut Didied.

Sementara, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Ronald menambahkan, sesuai standar pelayanan, penangangan pasien dibedakan antara pasien dengan penyakit infeksius dan non infeksius.

Pelayanan di Puskesmas Center Samarinda, Kamis 13 November 2025. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Kita bekerja sesuai SOP. Jadi menuju ke pelayanan terbaik, kita butuh waktu,” kata Ronald.

Atas adanya kasus aduan pelayanan masyarakat yang kurang baik ini, pihaknya langsung mengambil langkah audit dan monitoring seluruh pegawai dan tenaga kesehatan, termasuk pegawai yang bermasalah tersebut dan langkah-langkah perbaikan lainnya.

“Siang ini kita lakukan audit dan Monev, semua pegawai kita panggil. Terkait kasus itu juga kita langsung audit dan kita tanya bagaimana ceritanya. Kita perlu bijak untuk menyikapi hal ini, tidak akan kami biarkan begitu saja,” sebut Ronald.

Kemudian terkait keluhan lain mengenai waktu tunggu obat, Koordinator Dokter dan Ketua Mutu Puskesmas Trauma Center Anisha Sagita mengatakan, untuk jumlah pasien yang dilayani setiap harinya tidaklah sedikit. Di mana setiap harinya rumah sakit melayani lebih dari 100 orang pasien.

“Untuk pasien kan banyak, dan proses yang dilewati pasien banyak. Pasien kami kapasitasnya sampai 28 ribu, sehari bisa lebih dari 100 apalagi sampai sore,” kata Anisha.

Namun untuk waktu tunggu obat sendiri, Anisha mengklaim tidak sampai 1 jam pasien sudah bisa mendapatkan obat sesuai resep.

“Kalau sampai 1 jam sepertinya tidak sih. Obat juga banyak (yang masuk untuk diracikan obat). Ada resep anak dan lainnya, kemudian terkait obat yang diberikan itu tergantung penilitian dokter, mungkin pasien butuh obat tambahan,” kata Anisha.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: