Penting Reformasi Penganggaran untuk Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Ilustrasi

KAIRO.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menekankan pentingnya reformasi penganggaran untuk mendukung upaya mengatasi dampak perubahan iklim, termasuk menciptakan berbagai skema pendanaan inovatif berbasis syariah, baik melalui skema Sovereign Green Sukuk, Green Sukuk Retail, serta SDG Bonds.

Hal tersebut Wamenkeu ungkapkan dalam acara “Unlocking Financial Resources for Investments in Climate Change and Energy Transition” yang merupakan rangkaian Pertemuan Tahunan Conference of the Parties (COP)-27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir pada Rabu (09/11). Acara tersebut digagas oleh Islamic Development Bank (IsDB), OPEC Fund for International Development, dan Arab Coordination Group (ACG).

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengenalkan skema finansial baru, sedikitnya USD20 miliar, sekaligus platform dalam mendukung skema transisi energi global. Dalam implementasinya, skema finansial tersebut dapat dimanfaatkan oleh negara-negara berkembang dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) hingga tahun 2050.

Wamenkeu juga mengungkapkan prioritas Pemerintah Indonesia dalam mendukung target komitmen NZE 2060 atau lebih cepat melalui mekanisme Energy Transition Mechanism (ETM).

“Mekanisme ETM akan melakukan percepatan pengakhiran periode masa operasional PLTU batubara sekaligus membangun energi terbarukan sebagai salah satu alternatif utama,” ujarnya.

Sumber: Humas Kemenkeu | Editor: Intoniswan

Tag: