Penumpang Lion Air Melahirkan di Pesawat Saat Terbang, Ini Kronologinya

Pramugari Lion Air (Foto : HO/Lion Air Group)

AMBON.NIAGA.ASIA – Anastasia Geavani, penumpang Lion Air dengan tiket rute Merauke – Jayapura – Makasar – Jakarta, melakukan proses persalinan di dalam pesawat udara, Selasa (17/11). Proses persalinan di dalam pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-797 dari Bandara Sentani di Jayapura (DJJ) tujuan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros (UPG) Sulsel, dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Lion Air telah mempersiapkan penerbangan JT-797 secara tepat. Pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-JT sebelum diberangkatkan, sudah menjalani pemeriksaan sebelum keberangkatan serta dinyatakan laik dan aman untuk terbang (airworthy for flight). Kru yang bertugas dalam kondisi sehat, serta seluruh penumpang telah menjalani pemeriksaan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Lion Air penerbangan JT-797 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Sentani dengan jadwal keberangkatan pukul 13.35 WIT (Waktu Indonesia Timur, GMT+ 09).

“Kira-kira 50 menit dari jadwal terbang, pendamping dari penumpang dimaksud meminta bantuan kepada awak kabin, bahwa mengeluh sakit perut dan meminta air putih hangat,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro, dikutip Niaga Asia dari keterangan tertulis diterima Rabu (18/11).

Danang menerangkan, pimpinan awak kabin (senior flight attendant/ SFA) bernama Novitalia, bersama kru kabin lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual penumpang. Setelah mendapatkan informasi detail, SFA segera melakukan pengumuman (announcement) apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter.

“Satu penumpang atas nama Marthina Setiawati Randabunga, mengaku sebagai dokter dengan menunjukkan identitas resmi serta dokumen pendukung lainnya,” ujar Danang.

“Koordinasi dan kerjasama yang baik antara awak kabin dan dokter, proses persalinan (melahirkan) penumpang termasuk penanganannya tersebut berjalan normal, dilakukan di kursi bagian belakang. Ibu dan anak dalam keadaan sehat serta selamat,” tambah Danang.

Dalam situasi seperti itu, guna memberikan pelayanan terbaik, pilot Capt. Eirstanto Prabowo bersama kopilot Tanto Adi Prasetyo setelah koordinasi dengan dokter dan awak kabin memutuskan untuk pengalihan pendaratan (divert) ke bandar udara terdekat, yakni Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku (AMQ).

“Pilot menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat, dalam penerbangan terdapat penumpang yang membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut,” terang Danang.

Pesawat udara mendarat pada 15.49 WIT. Setelah pesawat udara parkir pada tempatnya dan pada posisi sempurna, petugas layanan darat (ground handling) Lion Air bersama tim medis, segera menangani penumpang dimaksud, untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Lion Air penerbangan JT-797 kembali mengudara dari Bandar Udara Internasional Pattimura tujuan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pukul 16.30 WIT. Pesawat tiba pada 17.15 WITA (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08).

“Lion Air mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada awak kabin yang bertugas, dokter pada penerbangan serta ground handling di Ambon yang menangani operasional dan penanganan satu penumpang melahirkan penerbangan JT-797,” ungkap Danang.

Awak kabin (pramugari dan pramugara) Lion Air sudah dibekali kemampuan (keterampilan) melalui pendidikan dan pelatihan, dalam menjalankan profesinya guna menjaga penumpang agar tetap aman dan memastikan semua aktivitas berjalan menurut SOP

“Setiap awak kabin dilatih secara terampil mampu menangani berbagai keadaan darurat, seperti asap, penanganan barang berbahaya, ancaman bom, insiden medis yang tak terduga (penumpang sakit atau melahirkan),” beber Danang.

“Pra kru kabin berwenang dalam memastikan penumpang diizinkan terbang atau tidak melalui analisis (observasi) perilaku hingga bahasa tubuh penumpang yang dianggap dapat (berpotensi) membahayakan atau mengganggu kenyamanan penerbangan,” demikian Danang. (006)

Tag: