Penutupan Persimpangan di Samarinda Tidak Mudah

suprapto
Jalan Letjen Suprapto (Voorvo) Samarinda selalu macet  siang hingga sore hari.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Penutupan persimpangan jalan di dalam Kota Samarinda yang sebenarnya menimbulkan kemacetan tidak mudah dilakukan sebab, diprotes pengguna jalan karena harus memutar agak jauh  dari jalan yang biasa digunakan.

“Kita sudah mencoba menyerap aspirasi dari masyarakat akan adanya penutupan persimpangan, misalnya persimpangan di Jalan Suryanata dengan Jalan Ijabah dan Cendana serta Jalan Letjen Suprapto/Jalan Pembangunan dengan jalan yang menghubungkan Komplek Perumahan Voorvo), hasilnya, warga tidak bisa terima,” kata Kepala Dinas Perhubungan Samarinda, H Ismansyah pada Niaga.asia, Kamis (15/02).

Persimpangan yang rawan menimbulkan kemacetan bahkan kecelakaan lalulintas pada pagi maupun sore hari adalah persimpangan di Jalan Suryanata dengan Cendana dan Jalan Ijabah, persimpangan di Jalan Letjend Suprapto (Pembangunan), Jalan M Yamin dengan Unmul, dan Jalan M Yamin dengan Jalan Pramuka.

Menurut Ismansyah, penutupan persimpangan Suryanata dengan Jalan Ijabah umumnya diprotes masyarakat yang tinggal di dalam kawasan Pasar Ijabah sebab mereka harus memutar dulu ke Jalan RE Martadinata atau ke Jalan Slamet Riyadi. “Kalau pengguna jalan dari Jalan Cendana yang akan ke Jalan RE Martadinata ngak protes karena hanya memutar ke depan eks Kantor PT Prodisa berjarak 200 meter,” ungkapnya.

Kemudian penutupan simpang empat di Jalan Letjen Suprapto di Voorvo yang sangat krodit dari pagi hingga sore hari pernah mau dilakukan, tapi batal dilakukan karena ada keberatan dari pihak RSU A Wahab Sjahranie karena jalan tersebut digunakan memintas oleh kendaraan ambulan yang membawa pasien gawat darurat dari RSU Aji Muhammad Parikesit (Tenggarong) atau RSU SMC (Samarinda Medical Center) di Jalan Kadrie Oening. “Disitu masalahnya,” kata Ismansyah.

Ditambahkan Ismansyah, persimpangan lain yang juga menimbulkan krodit pada lalulintas adalah persimpangan di Jalan M Yamin ke Unmul sebab, kendaraan yang mau masuk ke Unmul sangat banyak, kemudian kendaran dari arah KH Wahid Hasyim I juga sangat rame. Kemudian persimpangan antara M Yamin dengan Jalan Pramuka juga padat dan sering menimbulkan kecelakaan karena dari arah Jalan Pramuka jalannya menanjak. “Makanya untuk kedua persimpangan tiga itu akan kita lakukan kajian un tuk ditutup,” ujarnya.

Penutupan Jalan M Yamin ke Unmul, Jalan M Yamin ke Jalan Pramuka  tidak bisa hanya dengan memasang rambu-rambu larangan, tapi menutup median jalan dengan beton. Penutupan, kata Ismansyah tak akan menimbulkan masalah sebab, untuk ke Unmul pengguna jalan bisa memutar di putaran yang ada dekat rumah jabatan wakil wali kota, kemudian kendaraan yang akan ke Jalan Pramuka memutar di putaran yang ada di depan Kampus Widyagama Mahakam.

“Akan kita koordinasikan dengan Polantas dan instansi terkait lainnya. Yang jelas kalau kedua simpang tiga itu ditutup, putaran di depan rumah jabatan wakil wali kota perlu diperlebar. Urusan menutup dan melebarkan putaran itu ada di Bina Marga Kota Samarinda/Provinsi Kaltim,” ujarnya. (001)