Penyanderaan di Filipina Selatan: Pengusaha Inggris Bebas, Tiga WNI Masih Diupayakan

aa
Pengusaha Inggris dan istrinya diculik pada awal Oktober lalu. (Hak atas foto AFP Image caption)

MANILA.NIAGA.ASIA-Seorang pengusaha Inggris dan istrinya diselamatkan dari penyanderaan di Filipina selatan setelah terjadi bentrokan senjata, sementara tiga WNI yang diculik terpisah masih diupayakan pembebasannya.

Allan Arthur Hyrons, 70 tahun, dan istrinya yang merupakan warga Filipina, Wilma, diculik dari resor di Mindanau oleh empat orang bersenjata pada tanggal 4 Oktober lalu dan diselamatkan setelah terjadi bentrokan senjata, menurut pejabat negara itu.

Sementara itu tiga WNI yang diculik pada September lalu “masih diupayakan pembebasannya”, kata wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Mahendra Siregar.

Melalui pesan video baru-baru ini, mereka mengaku disandera pada 24 September lalu dan meminta kepada Presiden Joko Widodo membebaskan mereka dari sekapan Abu Sayyaf yang meminta uang tebusan sekitar Rp8 miliar.

Namun sejauh ini, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengaku belum mengetahui langkah yang akan ditempuh.

“Tentu fokus kita adalah untuk menyelamatkan warga negara Indonesia di mana pun mereka berada, dan saya tidak akan memberikan komentar terlalu awal untuk hal itu sebelum saya dalami langkah-langkah yang akan kita lakukan,” katanya di Jakarta, Senin (25/11).

Ketiga orang itu diculik dari kapal mereka di perairan Tambisan, Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia, yang berdekatan dengan Filipina selatan.  Kelompok Abu Sayyaf sudah beberapa kali menyandera warga negara Indonesia di perairan Sabah, termasuk 10 orang yang dibebaskan tahun 2016 dan satu orang yang berhasil menyelamatkan diri pada April tahun ini.

Penyandera melarikan diri

Pengusaha Inggris dan istrinya dibebaskan setelah bentrokan senjata dengan penculik di daerah Sulu lewat tengah malam Senin (25/11) waktu setempat. Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan pasangan itu “selamat dan dalam keadaan sehat”.

Penculik yang diperkirakan dari Abu Sayyaf – kelompok yang berafiliasi dengan ISIS – melarikan diri menyusul operasi penyelamatan itu. Hyrons tinggal di daerah Zamboanga del Sur dengan istrinya sejak 2013. Mereka tengah merayakan Hari Guru di perguruan tinggi di daerah itu saat diculik. Para saksi mata mengatakan mereka diculik dan diseret masuk ke kapal motor.

Para tugas medis telah memeriksa kesehatan mereka menyusul pembebasan dari tujuh minggu penculikan. Menlu Raab menyatakan terima kasih kepada pemerintah Filipina atas “upaya besar mereka”.

“Kami berterima kash kepada angkatan bersenjata atas keberanian mereka dalam operasi yang sulit dan berujung pada pembebasan Alan dan Wilma,” kata Raab. “Pejabat kementerian luar negeri terus mengontak keluarga Alan dan Wilma selama masa penculikan. Kami mohon agar privasi mereka dihargai saat yang emosional ini,” tambahnya.

Duta Besar Inggris untuk Filipina Daniel Pruce dalam cuitannya menulis, “Berita fantastis! Terima kasih banyak untuk semua yang terlibat.” Pemerintah Inggris meminta semua warga Inggris untuk tidak bepergian ke lokasi di mana Hyrons diculik.

Wartawan BBC di Filipina, Howard Johnson mengatakan terdapat “beberapa kelompok militan” di daerah itu. Bulan Mei tahun ini, seorang warga Belanda berumur 59 tahun dilaporkan dibunuh oleh para penculik di Pulau Jolo. Tentara Filipina mengatakan Ewold Horn, yang diculik pada 2012, ditembak oleh penculik, yang kemudian lari setelah bentrokan senjata.

Sumber: BBC News Indonesia