
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan) menekankan, penguatan kinerja perdagangan 2025 ditempuh melalui penyelesaian sejumlah perundingan perdagangan internasional.
Beberapa target utama pada 2025 meliputi penyelesaian Indonesia – Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), penandatanganan Indonesia–Kanada CEPA, penyelesaian Indonesia–Peru CEPA, serta penandatanganan Indonesia–Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) CEPA dan Indonesia–Tunisia Preferential Tariff Agreement (PTA).
Selain itu, terdapat sejumlah perundingan yang masih berlangsung seperti Indonesia-Gulf Cooperation Council (GCC) Free Trade Agreement (FTA), ASEAN–Kanada FTA, Indonesia–Turki PTA, Indonesia–Sri Lanka PTA, dan Indonesia–Mercosur CEPA.
“Tahun ini, sudah banyak terselesaikan perjanjian dagang. Selanjutnya, kita akan masuk ke pasar Afrika. Mudah-mudahan, paling tidak, tahun ini sudah mulai pendekatan-pendekatan ke negara Afrika,” kata Mendag Busan dalam Konferensi Pers, Senin (4/8/2025).
Sementara itu, untuk merespons kebijakan tarif resiprokal oleh AS, Kemendag telah menyiapkan serangkaian strategi untuk melindungi pasar dalam negeri sekaligus memperkuat posisi ekspor Indonesia di pasar global.
Strategi ini sekaligus bertujuan menjaga keberlanjutan industri nasional serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di tengah dinamika perdagangan internasional.
Menurut Busan, langkah-langkah yang ditempuh, antara lain, intensifikasi perundingan dan diplomasi dengan AS, penataan kebijakan perdagangan, pengamanan pasar dalam negeri dan keberlanjutan industri nasional, serta optimalisasi kebijakan instrumen seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).
”Langkah lainnya, yaitu perluasan pasar ekspor melalui percepatan perundingan dagang dan promosi ekspor, serta peningkatan diplomasi perdagangan regional dan multilateral,” ucapnya.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekspor