Penyelidikan Temuan Balita Tanpa Kepala, Polisi Ambil Sampel DNA

Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa saat memberikan penjelasan kepada wartawan, Senin (9/12) pagi tadi. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Polisi melakukan pra rekonstruksi, hilangnya balita laki-laki, Ahmad Yusuf Ghazali usia 4 tahun, yang hilang di sekolah PAUD di Jalan AW Syachranie. Balita malang itu sendiri, ditemukan Minggu (8/12) kemarin, dalam kondisi mengenaskan, dimana organ tubuhnya tidak lagi utuh.

Pra rekonstruksi, sebagai bagian dari penyelidikan kepolisian itu, dimulai pukul 08.15 Wita pagi tadi. Tim Reskrim gabungan Polres dan Polsek, mendatangi sekolah PAUD. Mereka melakukan adegan awal balita diketahui hilang.

Ada belasan adegan pra rekonstruksi dilakukan di dalam ruang sekolah PAUD. Polisi belum bisa menyimpulkan, balita Yusuf hilang akibat aksi kriminal, yang menyebabkan kematiannya.

“Sejauh ini, tidak ada (dugaan mengarah kepada tindak kriminal yang menyebabkan kematian Yusuf). Ini pra rekonstruksi, hanya awal saja,” kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa, ditemui di lokasi PAUD, Senin (9/12).

Bambang Sulistyo, orangtua dari balita Yusuf, menolak dilakukannya autopsi, bukan penghalang kepolisian untuk melakukan penyelidikan. Meski begitu, polisi mengambil sampel DNA balita Yusuf.

“Apakah benar jasad itu anak Pak Bambang? Kami hanya menguatkan. Meskipun tadi malam, disampaikan ciri yang melekat pada anak itu, sesuai dengan anak itu (balita Yusuf),” terang Damus.

Kasus itu sendiri, menurut Damus, menjadi atensi pimpinan Polri. Namun demikian, tidak ada target yang disampaikan kepada jajaran tim Reskrim Polresta Samarinda. “Kita secepatnya (mengungkap),” sebut Damus.

Dokumen Izin Dibawa Polisi

Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfaal Mardiana (foto : Niaga Asia)

Sementara, Kepala PAUD Jannatul Athfaal Mardiana mengatakan, kepada polisi, dia memberitahukan tentang kejadian saat dia dan ibu asuh PAUD tahu balita Yusuf hilang, Jumat (22/11) lalu.

“Saya minta ke ibu asuh, cepat cari keluar. Saya pun sampai 2 kali keliling mencari keluar,” kata Mardiana, ditemui Niaga Asia.

Dari kegiatan pra rekonstruksi kepolisian ini, Mardiana sebagai kepala sekolah, meliburkan sementara kegiatan PAUD. “Tadu yang dibawa kepolisian, cuma dokumen perizinan (PAUD) kami saja. Kami sudah memintaa maaf kepada orangtua (Yusuf), kejadian ini di luar kehendak kami,” kata Mardiana.

Untuk diketahui, jasad balita yang ditemukan Minggu (8/11) kemarin, di parit besar permukiman warga di Jalan P Antasari II RT 30, dipastikan adalah jasad balita Yusuf, yang hilang selama 16 hari, sejak Jumat (22/11). Itu diketahui, dari pakaian yang masib melekat pada jasad, dan dipastikan ibu kandung korban, Meli Sari (30).

Kasus itu ditangani kepolisian, sejak orangtu balita Yusuf, melapor kehilangan anaknya saat berada di PAUD itu, sehari kemudian Sabtu (23/11). Polisi bergerak menyelidiki, melalui tim gabungan Polsek Samarinda Ulu, dan Polresta Samarinda. (006)