Perdagangan Internasional Kaltim Meningkat Fenomenal

Sumber: BPS Kaltim.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Perdagangan internasional Kaltim meningkat fenomenal pada Triwulan I-2022.

Kaltim dengan konstribusi ekspor 9 persen lebih terhadap ekspor nasional pada Maret 2022, masih kukuh menjadi 5 daerah penghasil devisa dari ekspor secara nasional bersama Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau dan Riau, dengan sumbangan nilai ekspor 48 persen lebih.

Nilai ekspor luar negeri Januari – Maret 2022 sebesar US$6,13 miliar, meningkat sebesar 50,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (US$4,07 miliar).

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Nur Wahid dalam keterangan resminya, Rabu (9/5/2022), menjelaskan, nilai ekspor luar negeri non migas Kaltim pada Triwulan I-2022 sebesar US$5,62 miliar, menurun sebesar 23,86 persen jika dibandingkan Triwulan IV-2021 yakni sebesar US$7,38 miliar.

“Tapi  dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 41,43 persen (US$3,97 miliar),” ungkapnya.

Ekspor komoditi hasil pertambangan  mendominasi nilai impor luar negeri Januari – Maret 2022 sebesar US$1,05 miliar, meningkat signifikan hingga 131,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (US$452,02 juta).

 

Impor  komoditi migas (minyak mentah dan hasil minyak) dan hasil industri (mesin dan alat berat) paling dominan.

Nilai impor luar negeri pada Triwulan I-2022 menurun sebesar 15,02 persen jika dibandingkan Triwulan IV-2021 yakni sebesar US$1,23 miliar.

Sumber: BPS Kaltim.

“Nilai impor luar negeri migas pada Triwulan I-2022 sebesar US$652,46 juta, mengalami penurunan sebesar 21,76 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (US$833,94 juta), namun terjadi peningkatan sangat signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hingga mencapai lebih dari lima kali lipat,” kata Nur Wahid.

Faktor Dalam Daerah

                Sedangkan faktor dalam daerah yang juga menyumbang signifikan terhadap ekonomi Kaltim. Misalnya, sampai dengan Triwulan I-2022, internet telah menjadi salah satu salah kebutuhan pokok bagi masyarakat,  baik untuk kebutuhan sekolah, bekerja, maupun berbagai aktivitas lain yang dilakukan secara daring.

“Pada Triwulan I-2022, realisasi belanja pemerintah menurun dibandingkan Triwulan IV-2021, namun mengalami peningkatan jika dibandingkan Triwulan I-2021,” kata Nur Wahid.

Penyelesaian pembangunan proyek strategis nasional di Kalimantan Timur masih terus berjalan seperti Jembatan Pulau Balang, Bendungan Marangkayu, Bendungan Sepaku Semoi, serta RDMP Balikpapan, juga berperan membuat ekonomi daerah tumbuh.

Pada Triwulan I-2022 tercatat peningkatan aktivitas investasi asing (PMA) dan penurunan aktivitas investasi domestik (PMDN) jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Inflasi Tahun Kalender sampai dengan Maret 2022 sebesar 1,23 persen, lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama pada Tahun 2021, yakni sebesar 0,53 persen,” katanya.

Ekonomi Tumbuh 1,85 Persen

Perekonomian Provinsi Kaltim sendiri, Triwulan I-2022 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp185,40 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp120,74 triliun.

“Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2022 terhadap Triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1,85 persen (y-on-y),” kata Nur Wahid menambahkan.

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,76 persen.

Dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 3,51 persen.

Menurut Nur Wahid, ekonomi Provinsi Kaltim Triwulan I-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 1,64 persen (q-to-q).

“Dari sisi produksi penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi di beberapa lapangan usaha, lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu Lapangan Usaha Administrasi,” ujarnya.

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -9,93 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada sebagian besar komponen pengeluaran, komponen dengan kontraksi terdalam adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar -57,87.

[Intoniswan| ADV| Diskominfo Kaltim]

Tag: