Perekonomian Domestik Diprakirakan Kembali Membaik Secara Bertahap

Ekspor Indonesia ke Tiongkok dan AS mulai menguat kembali.

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Kinerja perekonomian domestik diprakirakan kembali membaik secara bertahap. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kembali membaiknya mobilitas masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas sebagai dampak respons penanganan Covid-19 yang semakin baik.

“Pada periode Agustus hingga awal September 2021, aktivitas ekonomi domestik berangsur membaik, setelah mengalami perlambatan pada Juli 2021,” kata Gubernur  Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam keterangan persnya usai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 September 2021, hari ini, Selasa (21/9/2021).

Perbaikan tersebut tercermin pada kinerja berbagai indikator dini, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, yang kembali meningkat.

“Di sisi eksternal, kinerja ekspor terus meningkat didukung oleh tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama,” ujar Perry.

Ke depan, perbaikan ekonomi diperkirakan terus berlanjut sejalan dengan akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,5% – 4,3%,” paparnya.

NPI Tetap Baik

Mengenai Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), menurut Perry,  diprakirakan tetap baik. Kinerja transaksi berjalan diprakirakan membaik didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut. Neraca perdagangan Agustus 2021 mencatat surplus sebesar 4,7 miliar dolar AS, tertinggi sejak Desember 2006, terutama dipengaruhi oleh peningkatan ekspor komoditas utama seperti CPO, batu bara, besi dan baja, serta bijih logam, di tengah kenaikan impor seiring dengan perbaikan ekonomi domestik.

“ Sementara itu, aliran masuk modal asing berlanjut dengan investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 1,5 miliar dolar AS pada periode Juli hingga 17 September 2021,” ungkapnya.

Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2021 meningkat menjadi sebesar 144,8 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Ke depan, defisit transaksi berjalan pada 2021 diprakirakan tetap rendah di kisaran 0,6%-1,4% dari PDB, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia,” pungkasnya.

Sumber : Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor : Intoniswan

Tag: