Perekonomian Indonesia Tumbuh Optimis di Kuartal II 2022

Terminal peti kemas (handout Kementerian Keuangan)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang mampu menyentuh angka 5,44% (yoy) pada Kuartal II 2022 sekaligus mencatatkan pertumbuhan di atas 5% selama tiga triwulan berturut-turut.

Meski saat ini masih dibayangi dengan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap mampu tumbuh impresif dan resilien.

Selain itu, inflasi Indonesia pada Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69% (yoy) dan telah mengalami perbaikan dibandingkan tingkat inflasi Juli 2022 yang sebesar 4,94% (yoy). Keberhasilan menekan angka inflasi volatile food menjadi salah satu faktor penurunan tingkat inflasi.

“Seiring upaya TPIP dan TPID dalam melakukan extra effort pengendalian inflasi, kita akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen awal pada HLM TPIP Maret lalu yang sebesar 3%-5%,” kata Airlangga dalam Webinar Inspirato Sharing Session bertema “Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi”, yang merupakan kerja sama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis 22 September 2022.

Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, Airlangga juga menyebut respons pemerintah terhadap penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September ini yaitu dengan memberikan tiga jenis tambahan bantalan sosial dengan total anggaran sebesar Rp24,17 triliun.

Adapun bantalan sosial itu meliputi Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan penggunaan 2% Dana Transfer Umum (DTU) oleh pemerintah daerah untuk membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek, nelayan, serta memberikan perlinsos tambahan.

“Pemberian berbagai bantalan sosial ini diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Selain itu, kami terus memonitor pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga, serta menjaga rantai pasok terutama komoditas pangan,” demikian Airlangga.

Sumber : Humas Kementerian Keuangan | Editor : Saud Rosadi

Tag: