Peresmian RDMP Balikpapan Tertunda, Pemerintah Tunggu Uji Integrasi Sistem Kilang Selesai

Kilang Minyak Pertamina di Balikpapan (Foto: Putri/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Presmian Proyek strategis nasional Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, tertunda karena harus menunggu uji integrasi sistem kilang selesai.

“Pemerintah menyatakan penundaan tersebut disebabkan masih berlangsungnya proses sinkronisasi dan pengujian antarsistem sebelum kilang dinyatakan siap beroperasi secara komersial penuh,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, kepada media, Selasa (16/12/2025).

Meski secara konstruksi proyek telah rampung, pemerintah menegaskan bahwa uji integrasi sistem menjadi tahapan krusial untuk memastikan seluruh unit kilang dapat beroperasi secara aman, stabil, dan berkelanjutan. Hasil pengujian ini akan menentukan kesiapan RDMP Balikpapan memasuki fase operasi komersial penuh, sekaligus menjadi dasar penetapan jadwal peresmian berikutnya.

Pengujian teknis yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menjadi faktor utama penentuan kesiapan operasional kilang. Hasil pengujian tersebut akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam menetapkan jadwal peresmian sekaligus dimulainya fase operasi komersial.

“Masih perlu sinkronisasi dan pengujian antar sistem di RDMP. Kita tunggu hasil testing dari Pertamina, kapan siapnya,” ujar Yuliot.

Peresmian RDMP Balikpapan sempat dijadwalkan dilaksanakan 17 Desember 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto.

Penyesuaian jadwal peresmian tidak terlepas dari kondisi operasional unit utama yang masih berada pada tahap pengoperasian terbatas. Pada fase awal, unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex belum sepenuhnya masuk tahap produksi komersial, sehingga diperlukan pengujian lanjutan untuk memastikan seluruh sistem terintegrasi secara optimal.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, sebelumnya menyampaikan bahwa secara teknis RDMP Balikpapan telah siap beroperasi. Namun demikian, penetapan waktu peresmian masih bersifat tentatif dan menunggu kepastian kesiapan sistem secara menyeluruh.

“Mungkin sudah dengar juga tanggalnya, walaupun masih tentatif. Rencananya begitu,” ujar Laode dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/12/2025) lalu.

Laode juga mengungkapkan bahwa Wakil Menteri ESDM telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek RDMP Balikpapan. Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, proyek dinilai telah memasuki tahap akhir menuju operasi.

Dari sisi korporasi, Pjs. Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional, Milla Suciyani, sebelumnya menyampaikan bahwa unit RFCC Kilang Balikpapan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal IV-2025. Unit ini memiliki kapasitas pengolahan hingga 90.000 barel per hari (bph).

Melalui teknologi RFCC, residu minyak mentah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti LPG, gasoline, dan propylene. Kehadiran unit ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengolahan sekaligus memperkuat struktur produksi kilang dalam negeri.

RFCC Balikpapan juga dirancang sebagai unit RFCC terbesar milik Pertamina, melampaui kapasitas RFCC di Kilang Cilacap yang telah beroperasi sejak 2015 dengan kapasitas 62.000 bph.

Selain pengembangan RFCC, proyek RDMP Balikpapan turut meningkatkan kapasitas Crude Distillation Unit (CDU) dari sebelumnya 260.000 bph menjadi 360.000 bph. Dengan peningkatan tersebut, total kapasitas CDU nasional diproyeksikan naik dari 1,17 juta bph menjadi 1,26 juta bph pada akhir 2025.

Peningkatan kapasitas pengolahan ini dinilai strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan impor bahan bakar, serta meningkatkan nilai tambah dari pengolahan minyak mentah di dalam negeri.

Penulis: Putri | Editor: Intoniswan 

Tag: