Perihnya Kaki Bakri Ditembus Timah Panas

Bakri saat dipapah rekannya. Kaki kanannya terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas tim Polsek Samarinda Kota. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tim Jatanras Polsek Samarinda Kota, meringkus 4 komplotan spesialis curanmor di Samarinda. Pelaku utama, sekaligus otak pencurian, Bakri (31), dilumpuhkan dengan timah panas gara-gara nekat mau kabur ke hutan. Keempat pelaku kini meringkuk di penjara, dan 10 motor curian berhasil disita.

Aksi pencurian terbaru terjadi Jumat (21/2) lalu. Dari olah TKP, polisi lebih dulu menangkap Bakri, Senin (24/2) lalu di rumahnya. Berturut-turut di lokasi berbeda di Samarinda, 3 pelaku lain komplotan Bakri juga berhasil dibekuk.

“Kami amankan 4 pelaku, dan 10 motor curian ini dalam 2 hari sampai Selasa (25/2) malam kemarin. Dia (Bakri) kami lumpuhkan, karena nekat mau kabur waktu kita telusuri barang bukti motor curian itu,” kata Kapolsek Samarinda Kota Kompol Yuliansyah, di kantornya Jalan Bhayangkara, Rabu (26/2) sore.

Yuliansyah menerangkan, keempat pelaku, punya peran berbeda-beda. “Ada yang bertugas survei lokasi, pengawas, sampai mengantar ke lokasi. Kalau Bakri ini, tugasnya sebagai pemetik (eksekutor pencurian motor),” ujar Yuliansyah.

“Mereka ini memang lebih dulu hunting, cari kendaraan di tempat-tempat sepi. Menggunakan kunci T, motor sasaran kemudian dibawa, dipindahkan ke tempat lain. Komplotan ini beraksi sejak Desember 2019, dan semua pemain baru,” tambah Yuliansyah.

Dari catatan kepolisian, komplotan Bakri selain di kawasan Samarinda Kota, juga beraksi di kawasan Samarinda Ulu, Sungai Kunjang hingga Samarinda Seberang. Motor curian dijual mulai Rp3 juta. “10 motor curian ini, semua kami amankan di Samarinda. Kami telusuri, adanya barang bukti lain dijual di luar Samarinda,” terang Yuliansyah.

Ditanya wartawan, Bakri, yang tinggal di kawasan Selili di Samarinda itu dan berjalan sambil merintih itu punya alasan untuk nekat melakukan pencurian motor di Samarinda. “Buat biaya istri mau melahirkan anak kelima. Tinggal tunggu hari saja,” kilahnya.

Tiga orang lainnya yang masuk dalam komplotannya, menurut Bakri adalah kenalannya yang sebelumnya dia temui di jalan. “Gaji sehari-hari sebagai buruh pelabuhan saja Pak, tidak cukup,” sebut Bakri. (006)