JAKARTA.NIAGA.ASIA – Dari 14.932 laporan polisi, Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Polri menyelamatkan 21.224.014 anak bangsa selama enam bulan terakhir dengan menyita sabu 2,89 ton; ekstasi 1.034.524 butir; ganja 1,52 ton; kokain 8,64 kg; tembakau gorila 128,5 kg; ketamin 24,8 kg; heroin 86 gram; dan obat keras 4.941.370 butir.
“Upaya penindakan ini dilakukan sejak 21 September 2023-13 Maret 2024,” ujar Kasatgas P3GN Irjen. Pol. Asep Edi Suheri dalam konferensi pers, Rabu (13/3/24).
Dari penindakan tersebut, Kasatgas menyampaikan bahwa 22.150 tersangka berhasil ditangkap. Namun, hanya 18.100 yang menjalani hukuman pidana dan 4.050 tersangka lainnya menjalani proses rehabilitasi.
“Sementara itu, untuk penindakan sejak 7 Januari-3 maret terdapat 10 kasus menonjol,” ungkap Kasatgas.
Irjen Asep Edi Suheri yang juga menjabat Wakabareskrim Polri menambahkan, Bareskrim berhasil mengungkap 10 kasus besar narkotika dalam kurun waktu satu bulan, dari 7 Februari hingga 3 Maret 2024. Dari pengungkapan tersebut, total barang bukti sabu yang disita mencapai 430 kilogram.
Kasus pertama diungkap oleh Satgas Penanggulangan Narkoba Polda Kaltara dengan total barang bukti 33 kilogram sabu dan 1.243 butir ekstasi.
“Selama periode 7 Februari sampai dengan 3 Maret 2024, terdapat 10 kasus menonjol yang sedang kami tangani. Pertama yaitu pengungkapan kasus narkotika jenis sabu dengan total 33 kilogram dan 1.243 butir ekstasi oleh satgas penanggulangan narkoba Polda Kaltara,” katanya.
Kasus kedua ditangani oleh Satgas Penanggulangan Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dengan total 40 kilogram sabu. Kemudian, Satgas Penanggulangan Narkoba Polda NTB mengungkap kasus obat-obatan tertentu jenis tramadol sebanyak 21.600 butir.
Selain itu, Satgas Polda Jateng berhasil menyita 49 kilogram sabu dan 35 ribu butir ekstasi, sedangkan Satgas Polres Metro Jakarta Barat, Polda Metro Jaya mengamankan 110 kilogram sabu.
“Satgas Penanggulangan Narkoba Polda Metro Jaya juga mengungkap kasus ganja dengan total 52 kilogram,” ungkapnya.
Sementara itu, Satgas P3GN Polda Riau menyita 15 kilogram sabu dan 20 ribu butir ekstasi.
Dua kasus terakhir diungkap oleh Satgas Penanggulangan Narkoba Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dengan total barang bukti masing-masing 51 kilogram dan 70 kilogram sabu.
Sepuluh kasus besar narkoba yang diungkap Bareskrim dalam satu bulan adalah Polda Kaltara: 33 kg sabu dan 1.243 butir ekstasi, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri: 40 kg sabu, Polda NTB: 21.600 butir tramadol, Polda Jateng: 49 kg sabu dan 35 ribu butir ekstasi.
Kemudian, Polres Metro Jakarta Barat: 110 kg sabu, Polda Metro Jaya: 52 kg ganja, Polda Riau: 15 kg sabu dan 20 ribu butir ekstasi, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri: 51 kg sabu, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri: 10 kg sabu, dan Dittipidter Bareskrim Polri: 70 kg sabu
Narkoba dari Malaysia
Sementara itu Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol.) Mukti Juharsa mengatakan, tingkat peredaran narkoba di Tanah Air menurun saat bulan suci Ramadan.
Namun, dia menegaskan pihaknya tidak bakal lengah dan tetap mengantisipasi peredaran barang haram itu.
“Biasanya di bulan ramadan menurun namun, tetap kita antisipasi,” ucap dia, Rabu (13/3/2024).
Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya ini mengatakan, pihaknya tetap fokus mengawasi upaya penyelundupan narkotika ke Indonesia dari negera luar lewat jalur-jalur tertentu.
Dari evaluasi Korps Bhayangkara, disebut narkoba masuk ke Tanah Air lewat wilayah negara Malaysia.
“Tetap di pintu masuk narkoba ke Indonesia di daerah Sumatera dan Kalimantan, karena narkoba masuk via Malaysia. Ini hasil evaluasi pengungkapan jaringan narkoba di Indonesia,” kata dia.
Sumber: Divisi Humas Polri | Editor: Intoniswan
Tag: Narkoba