Perkuat Fondasi Digital untuk Transisi Energi, PLN Gandeng Huawei Kembangkan JIC

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan) dan Vice President & CEO Digitalisasi Tenaga Listrik Huawei HQ, David Sun (kiri) di acara JIC Milestone Ceremony. (foto : PT PLN/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – PT PLN (Persero) terus melakukan transformasi perusahaan ke berbasis digital dan pengembangan teknologi sistem kelistrikan seiring dengan langkah transisi energi.

Komitmen ini diwujudkan melalui proyek kolaborasi Joint Innovation Center (JIC) dengan PT Huawei Tech Investment yang akan menjadi salah satu fondasi pengembangan teknologi ketenagalistrikan baru di bidang ICT.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi kemajuan dan inovasi dilakukan JIC dalam merespons kebutuhan digitalisasi yang dihadapi PLN semenjak peresmian November 2023 lalu. Dirinya memandang kerja sama ini menjadi tonggak sejarah bagaimana komunitas global bersatu memerangi krisis perubahan iklim.

“JIC ini untuk memetakan setiap tantangan teknis, strategis, operasional dan juga investasi,”  kata Darmawan pada acara JIC Milestone Ceremony, di Jakarta Selatan, Senin (29/04/2024).

Darmawan mengatakan, dengan kerja sama ini, setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar PLN bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi. Sejak dibentuk 5 bulan lalu, JIC memberikan kontribusi yang signifikan dengan keberhasilan pilot project.

Keberhasilan pilot project tersebut berupa teknologi Internet of Things (IoT) yang dalam jaringan distribusi disebut Intelligence Distribution Solution (IDS) dipadukan dengan One Fiber Multi-Services (1FMS).

“Kedepann JIC juga akan melakukan pengembangan smart inspection jaringan transmisi, operasi jaringan digital, peningkatan SDM yang menguasai teknologi terbaru,” sebutnya.

Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, keberadaan JIC juga akan mendukung skema Accelerated Renewable Energy Development (ARED) dalam rangka mempercepat transisi energi.

Melalui ARED, PLN membangun sistem kelistrikan andal dilengkapi smart grid untuk mengintegrasikan sistem pembangkitan, transmisi, distribusi dan layanan pelanggan.

“Dengan smart grid, PLN dapat menyelaraskan pengoperasian sistem penyimpanan energi dalam bentuk baterai sebagai base-load untuk menyiasati tantangan intermitensi terbarukan EBT. Hal ini juga memungkinkan penyaluran listrik dari sumber EBT dari lokasi yang sangat jauh ke pusat demand,” tandas Darmawan.

Sementara itu, Vice President & CEO Digitalisasi Tenaga Listrik Huawei, David Sun berharap berbagai pencapaian JIC kiranya bermanfaat untuk industri kelistrikan di Indonesia, terutama dalam meningkatkan efisiensi perusahaan dan pelayanan terhadap pelanggan.

“Dalam proses mendorong transformasi digital di PLN, JIC memiliki peranan penting, salah satunya teknologi kolaborasi pengembangan 1FMS yang menjadi benchmark kelas dunia di masa depan,” pungkas David Sun. (ADVERTORIAL) 

Tag: