Perlu Komitmen Kuat Jadikan Dunia Bebas dari TBC

Menkes Budi Gunadi Sadikin (Handout Humas Sekretariat Kabinet/Rahmat)

NEW YORK.NIAGA.ASIA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya komitmen setiap negara untuk mencapai eliminasi Tuberkulosis (TBC/TB) di tahun 2030, termasuk Indonesia. Caranya dapat dilakukan dengan menemukan dan mengobati pasien.

Hal itu disampaikan pada Side Event Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang ‘Progress and multisectoral action towards achieving global targets to end TB’, yang diadakan di sela-sela sesi Majelis Umum PBB ke-77 di New York, Amerika Serikat, Selasa 20 September 2022.

Pada tahun 2023, akan diadakan pertemuan tingkat tinggi PBB 2023 tentang TBC yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Side Event TBC ini merupakan langkah konkret Indonesia untuk mempersiapkan agenda pertemuan tingkat tinggi PBB 2023 tentang TBC dan menunjukkan keseriusan serta kepemimpinan Indonesia dalam menanggulangi TBC di level nasional dan global.

“Komitmen tertuang dalam bentuk pendanaan dan perencanaan program untuk menemukan seluruh kasus dan mengobati seluruh pasien TBC yang ditemukan,” ujar Budi.

Keberhasilan dalam penanggulangan pandemi COVID-19 melalui testing atau skrining pemeriksaan laboratorium bisa dijadikan tolok ukur bagaimana meningkatkan cakupan pemeriksaan laboratorium TBC.

“Indonesia saat ini juga memegang kepemimpinan pada Presidensi G20 2022. Salah satu hal yang akan dilakukan ialah memberikan sorotan terhadap usaha Indonesia untuk mengakhiri TBC,” Budi menerangkan.

Berdasarkan hasil Side Event Health Working Group G20 pertama tentang TBC dokumen akan dikeluarkan berupa Call to Action on Financing for TB Response.

Call to Action merupakan panggilan untuk bertindak, berusaha untuk mempromosikan pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan untuk respons TBC dan penelitian TBC melalui mekanisme multilateral, bilateral, dan domestik.

Fokus juga akan ditempatkan pada mengintensifkan penelitian dan pengembangan TBC, terutama untuk vaksin TBC baru.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ada tiga langkah penting yang perlu dilakukan untuk mencapai eliminasi TBC, yaitu pertama, mendesak negara-negara untuk mengintensifkan upaya untuk memulihkan layanan TBC. Kedua, perlu segera meningkatkan investasi untuk meningkatkan akses ke layanan pencegahan dan perawatan TBC. Ketiga, meningkatkan pembiayaan publik domestik.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan bahwa TBC merupakan major crisis, maka telah dibuat TBC recovery plan sebagai salah satu langkah praktik. French Ambassador for Global Health Stéphanie Seydoux, menekankan akan pentingnya kolaborasi, komitmen, dan waktu dalam penanggulangan TBC.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

Tag: