Pernah Tugas di Aceh, Suyono 35 Tahun 4 Bulan Mengabdi Sebagai Polri di Bontang

Suyono mengabdi 35 tahun 4 bulan sebagai anggota Polri. Dia memasuki tugas terakhir sebagai Polri pada Senin 28 Februari 2022 (Foto : istimewa)

MENJADI anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebenarnya bukan menjadi cita-cita Suyono. Dia sebenarnya bercita-cita menjadi seorang pengajar atau guru.

Ini sudah dimulai sejak lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ketika dia melanjutkan Kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP PGRI) di Kediri, Jawa Timur, dengan memilih Jurusan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK).

Baru masuk ke semester III ada pendaftaran anggota Polri. Atas restu orang tua, dia mencoba mendaftarkan diri menjadi anggota Polri ke Panitia Daerah Polda Jawa Timur di Surabaya.

Tahapan demi tahapan dia lalui dengan lancar, mulai melengkapi persyaratan, Pendaftaran, Tes Parade, Tes Kesemaptaan Jasmani (Samjas), Tes Kesehatan, wawancara dan Mental Idiologi (MI) hingga penentuan terakhir. Bermodalkan semangat, ikhtiar dan doa yang selalu dipanjatkan setiap salat 5 waktu dan salat malam serta doa orang tua, Suyono pun dinyatakan lulus.

Dalam proses untuk menjadi anggota Polri harus mengikuti pendidikan. Saat itu Suyono memutuskan untuk berhenti kuliah dan mengikuti Pendidikan Kepolisian di Sekolah Bintara Militer Sukarela Polri (Seba Milsuk Polri) di Mojokerto Jawa Timur selama 9 bulan, setelah Lulus Pendidikan tahun 1986 penempatan awal tugas ke Polda Kalimantan Timur. Selama dua minggu ditampung di SPN Polda Kaltim di Balikpapan, hingga akhirnya ditempatkan di Polres Bontang sampai sekarang.

Dinas di perantauan menjadi suatu motivasi dalam diri pria kelahiran Kediri, 17 Pebruari 1964 itu untuk hidup mandiri. Setahun dinas di Polres Bontang kemudian dipindahtugaskan ke Polsek Anggana, berjarak 12 kilometer dari ibu kota provinsi Kaltim, yang kala itu masuk wilayah hukum Polres Bontang.

Saat bertugas di Polsek Anggana, Suyono sempat akan melanjutkan kuliah lagi di IKIP PGRI Samarinda. Kala itu sudah mengurus surat pindah kuliah namun terkendala transportasi yang mengandalkan kapal motor menyisir Sungai Mahakam. Itupun hanya sekali sehari pulang pergi (PP) dari Anggana ke Samarinda.

“Karena jalan darat belum ada sehingga batal untuk melanjutkan kuliah,” kata Suyono, dikutip niaga.asia, Senin.

Karena tidak jadi kuliah dan masa ikatan dinas telah usai, Suyono memilih untuk menikah dengan wanita yang telah dia pacari sebelumnya yaitu adik kelas waktu duduk di bangku SMA di Kediri Jawa Timur.

Enam tahun Suyono menjalani tugas di Polsek perbatasan kota Samarinda itu kemudian pindah tugas lagi ke Polres Bontang hingga sekarang. Pria yang sekarang menjabat sebagai Kasi Humas Polres Bontang itu mengaku bangga bisa berdinas di Bontang.

Bontang merupakan daerah industri yang sangat terkenal. Bahkan Suyono mengenal Bontang sejak duduk di bangku SMA melalui pelajaran Geografi dan salah satu gurunya sering ke Bontang menjadi Instruktur Pelatihan di PT Pupuk Kaltim. Setelah lulus SMA, sebenarnya dia ingin merantau ke Bontang, namun tidak diizinkan orangtuanya. Setelah dilantik menjadi anggota Polri langsung bertugas di daerah yang dicita-citakan yaitu Bontang.

Baginya, dinas di kota yang diapit dua perusahaan besar ini merupakan berkah baginya, walaupun kala itu Bontang masih berstatus kecamatan dan masih minim fasilitas. Kendati demikian dia merasa senang karena situasinya yang aman, nyaman dan cepat berkembang.

Selain memuji kemajuan Kota Bontang, pria yang juga sebagai Ketua Umum Paguyuban Warga Kediri Kota Bontang itu juga memuji berbagai kuliner yang ada di Bontang. Salah satunya adalah makanan khas Bontang, Gammi ikan Bawis dan ikan Berunang Bakar yang menjadi menu favoritnya.

Seorang Bapak yang selalu mensyukuri nikmat itu juga merasa bangga bisa Dinas di Bontang, lantaran itu dia bisa menyekolahkan dua putranya hingga lulus Perguruan Tinggi.

Menurutnya, itu merupakan berkah dari Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena selama dinas di Polres Bontang dan menjalani hidup di daerah yang berjuluk Kota Taman, dia bisa membantu orangtua dan keluarga, melaksanakan ibadah umrah dan menunaikan Rukun Islam ke-5.

“Saya juga merasa bersyukur karena awal mula saya meninggalkan tanah kelahiran dan menjadi anggota Polri dengan pangkat Bintara (Serda) kala itu, saat ini disebut Brigadir (Bripda) hingga sekarang berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) atau dulu disebut Mayor,” terang Suyono, yang juga Wakil Ketua I Ika Pakarti Kota Bontang itu.

Hal yang paling tidak bisa dilupakan bapak dua anak ini adalah saat ditugaskan Operasi Pemulihan Keamanan di daerah konflik yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2003, sebelum peristiwa Sunami. Panggilan tugas yang sangat luar biasa bagi Suyono, mungkin juga bagi banyak orang karena hanya hitungan jam harus berangkat dan meninggalkan keluarga.

“Waktu itu tepat jam 9 pagi, saya menerima perintah penugasan operasi, jam 11.30 harus sudah ada di Bandara Khusus PT Badak Bontang. Karena jam 2 siang harus sudah berada di Bandara Sepinggan Balikpapan untuk terbang menuju ke Jakarta bergabung dengan 99 rekan lainnya seluruh Indonesia,” terang Suyono mengenang masa itu.

Bertugas dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil dan baru duduk di bangkus Sekolah Dasar menjadi beban berat Suyono. Suasana konflik itu sudah dia rasakan, tekanan psikis hingga nyawa pun menjadi taruhannya kala bertugas di daerah konflik tersebut. Tugas itu menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan, selama delapan bulan dia bertugas di daerah berjuluk Serambi Mekah itu.

Selama menjadi anggota Polri hampir keseluruhan fungsi kepolisian pernah dia jalani, mulai dari fungsi Sabhara, Intel, Reskrim, Binmas, Logistik, dan Lalu Lintas. Ditunjuk sebagai Kasi Humas Polres Bontang pun juga dia jalani, dengan tugas yang baru ini dia mengaku lebih banyak pengetahuan dan dekat dengan awak media. Dunia media pun dia geluti seolah menjadi wartawan sejati.

Setiap hari Suyono juga berkecimpung di dunia pemberitaan tentang kegiatan Polres Bontang dan Polsek jajaran serta keberhasilan Korps Bhayangkara dalam mengungkap Kasus Tindak Pidana dan Narkoba di website dan medsos resmi Polres Bontang. Berita yang dibuat Humas Polres Bontang tidak jarang dibagikan kepada awak media yang lain melalui Grup WhatsApp. Tidak hanya di media mainstream di dunia maya atau media sosial pun mereka geluti, ini sesuai tugas pokok Humas Polri saat ini.

“Di tengah kesibukan dalam menjalani tugas, saya juga kerap kali meluangkan waktu untuk makan dan ngopi bareng bersama awak media dan warga masyarakat. Itu semua saya lakukan untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat,” tukas Suyono yang juga Ketua Takmir Masjid Raudhatul Muttaqin kelurahan Gunung Elai Bontang Utara.

BIODATA :

Nama  : Suyono
Tempat Tanggal Lahir  : Kediri, 17 Pebruari 1964
Alamat  : Perum Nuri No 57 Jalan Durian 3 RT 45, Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang.
Istri  : Sri Iswati
Anak  : Yoris Angga VS dan Galih Sindoro P.
Motto Hidup  : Selalu Bersyukur
Pendidikan Umum  : SMA
Pendidikan Polri : Seba Milsuk Polri 1986, PAG 2011
Pendidikan Kejuruan  : Bintara Reskrim 1986, Bintara Intel 1992, Bintara Binmas 1997 dan Perwira Sidik Illog 2012
Lama tugas sebagai Polri : 35 tahun 4 bulan

Riwayat Tugas  : berawal dari Anggota Sabhara Polres Bontang, Anggota Reskrim Polres Bontang, Anggota Reskrim Polsek Anggana, Anggota Intel Polsek Anggana, Anggota Binmas Polres Bontang, Anggota Sat Lantas Polres Bontang, Kasubbag Logistik Polres Bontang, Kanit Reskrim Polsek Bontang Utara, Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Bontang, Waka Polsek Marangkayu dan terakhir mengemban jabatan sebagai Kasi Humas Polres Bontang mulai 2 Maret 2016 hingga akhir tugasnya sebagai anggota Polri pada hari Senin 28 Februari 2022. (*)

Editor : Saud Rosadi

 

 

 

Tag: