Pertambangan dan Industri Pengolahan Masih Penopang Ekonomi Kaltim

aa
Tutuk S.H. Cahyono (kiri) dalam acara pengukuhannya sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur yang baru menggantikan Muhamad Nur (kanan), Senin (16/9/2019). (Foto Bank Indonesia Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Pertumbuhan positif ekonomi Kalimantan Timur di Triwulan II (April-Juni) Tahun 2019 masih ditopang dua lapangan usaha, yakni pertambangan dan industri pengolahan. Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi tertahan oleh perlambatan lapangan usaha konstruksi dan pertanian.

Hal itu disampaikan Tutuk S.H. Cahyono dalam acara pengukuhannya sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur yang baru menggantikan Muhamad Nur di Aula Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, Senin (16/9/2019).

Menurut Cahyono,  pada Triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat 5,45% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan Triwulan I sebesar 5,46% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kaltim Triwulan II lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 5,05% (yoy) namun lebih rendah dibandingkan Kalimantan yang tumbuh sebesar 5,60%.

Berdasarkan pangsanya, lanjut Cahyono, ekonomi Kaltim Triwulan II, lapangan usaha pertambangan berkontribusi 46,0%, industri pengolahan 17,7%, konstruksi 8,5%, dan pertanian 7,9%. “Kinerja positif pertambangan bersumber dari optimalisasi produksi perusahaan  dalam menjaga kesesuaian target produksi ditengah kondisi cuaca yang mendukung, lebih kering sejak awal tahun 2019,” ujarnya.

Peningkatan kinerja industri pengolahan bersumber dari industri migas, khususnya pengolahan minyak bumi. Industri pengolahan nonmigas juga meningkat, khususnya industri CPO yang tumbuh seiring implementasi B20 dan uji coba B30 oleh pemerintah.

Menurut Cahyono, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas pembangunan proyek pemerintah di wilayah Kaltim. Sedangkan lapangan usaha pertanian menurun karena pengaruh iklim, kemarau yang cenderung lebih kering pada tahun ini dan juga bencana banjir yang merendam beberapa lahan pertanian sehingga mengganggu tumbuh kembang tanaman.

Ekonomi Kaltim berdasarkan pangsa dari sisi pengeluaran, ungkap Cahyono, ekspor luar negeri masih mendominasi struktur perekenomian Kaltim Triwulan II, disusul oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan net ekspor antar daerah.

“Peningkatan ekspor Triwulan II didorong peningkatan ekposr nonmigas (CPO, bahan bakar mineral, dan batubara),” terangnya.

Pada sisi, kinerja investasi Triwulan II, kata Cahyono, mengalami penurunan, baik investasi pemerintah maupun swasta. Konsumsi rumah tangga tercatat mengalami pelambatan, terkonfirmasi dari hasil survei konsumen Bank Indonesia dan penyaluran kredit perbankan untuk jenis konsumsi. (001)