Pesawat Rusak, Suplai BBM ke Krayan Terhenti

Pesawat AT 802 V – GWNL Pelita Air pengangkut BBM subsidi mendarat di Bandara Yuvai Semaring Krayan. (foto : istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pesawat pengangkut distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ke wilayah perabatasan Indonesia di Kecamatan Krayan, kabupaten Nunukan mengalami kerusakan. Akibatnya, suplai BBM ke Krayan terhenti sepekan kedepan.

Tokoh masyarakat Krayan Aprem Tinus mengatakan, terhentinya penerbangan pesawat pengangkut BBM subsidi, disampaikan dalam surat nomor 089/VP/MKT/PAS/2019 yang ditandatangani Marketing VP Pelita Air Service.

“M Rhum Mustafa selaku Marketing VP Pelita Air Service menyampaikan pesawat AT 802 V – GWNL sedang dalam perawatan dan pergantian spare part,” kata Aprem, Kamis (31/10).

Pesawat pesawat AT 802 V – GWNL milik Pelita Air Service adalah transportasi udara satu-satunya yang disiapkan pemerintah pusat, dalam kontrak kerjasama penyediakan kebutuhan BBM subsidi wilayah perbatasan Kecamatan Krayan, yang terealisasi tahun 2018.

Sejak masuknya BBM subsidi, kebutuhan BBM untuk kendaraan di Krayan, berpindah dari BBM Petronas milik Malaysia, ke BBM milik PT Pertamina. Tentunya harga lebih murah dan mudah didapatkan warga di perbatasan setempat. “Harga BBM PT Pertamina di Krayan, satu harga sama dengan kota lain. Terpenting lagi mendapatnya mudah, tidak perlu membeli ke Malaysia,” ujar Aprem.

Sebelum mendapatkan kuota BBM subdisi, warga Krayan mengkonsumsi BBM Malaysia dengan harga mencapai Rp 60 ribu perliter. Tingginya harga tersebut, dipengaruhi biaya yang harus dikeluarkan dalam membeli BBM di wilayah Malaysia.

Untuk memenuhi kebutuhan BBM Krayan, PT Pertamina melalui anak perusahaannya PT Petra Niaga, mendistribusikan 3-4 ton perhari melalui jalur penerbangan Bandara Juwata Tarakan, menuju ke Bandara Yuvai Semaring di Krayan. “Distribusi BBM terhenti sejak 22 oktober 2019. Kabarnya perawatan dan pergantian spare part masih perlu 1 minggu lagi,” ungkap Aprem.

Sejak tercapainya program BBM satu harga di Krayan, distribusi BBM berjalan lancar meski pengangkutan hanya menggunakan satu pesawat. Itu pun, kalau ada masalah, masih sebatas penundaan kedatangan karena faktor cuaca buruk.

Saat ini, lanjut Aprem, stok BBM jenis premium mengalami kekosongan. Yang ada, hanya BBM jenis solar sekitar 600 liter. Untuk itu, apabila distribusi terhenti dalam 3 hari kedepan, stok kedua jenis BBM subsidi tersebut diperkirakan habis. “Kalau menunggu maintenance sampai 3 November 2019, pastilah habis semua stok BBM di sana. Dan pilihan tercepat adalah kembali membeli BBM Malaysia,” ungkapnya. (002)