Pesta Laut Kembali Digelar, Dispopar: Ini Kearifan Lokal yang Harus Dijaga

Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin didampingi Wakil Wali Kota Bontang Najirah dan Pemangku Adat Bontang Kuala, Ramli membuka Pesta Laut Bontang Tahun 2022, Rabu (16/11/2022). (Foto Dok Niaga.Asia)

BONTANG.NIAGA.ASIA – Setelah dua tahun absen akibat Covid-19, Pesta Laut Bontang Kuala kembali digelar pada Rabu (16/11/2022). Pesta laut ini berlangsung hingga Minggu, 20 November 2022 mendatang. Berbagai lomba pun diselenggarakan seperti lomba tarik tambang diatas perahu, race kapal, serta pagelaran tari-tarian.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Bontang, Ahmad Aznem menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan budaya yang masih tetap dilestarikan.

“Banyak kearifan lokal yang harus dijaga bersama. Selain itu kedepan tanpa menghilangkan adat istiadat bisa dipadupadankan supaya bisa lebih modern dengan melibatkan para pemuda pemudi di Bontang,” ucapnya.

Pesta Laut merupakan acara adat turun temurun yang dilakukan warga Kota Bontang khususnya masyarakat Bontang Kuala sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan atas hasil laut yang melimpah di perairan Bontang Kuala.

Pemangku Adat Bontang Kuala, Ramli menyebutkan, pihaknya menyelenggarakan empat ritual adat saja. Ritual pertama yang dilakukan ialah ritual menjamu karang atau memberi makan karang.

“Ritual tersebut memiliki makna pemberitahuan terhadap roh penjaga perairan kampung Bontang Kuala bahwa akan dilakukan tradisi pesta laut,” ucapnya.

Ritual kedua ialah prosesi ritual tepong tawar dilakukan saat menyambut kedatangan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin, Wakil Wali Kota Bontang Najirah dan pejabat lainnya.

“Sedangkan ritual ketiga, bebalai yang memiliki makna pengobatan orang sakit bagi penduduk Bontang terdahulu,” kata Ramli.

Sementara ritual keempat atau terakhir ialah ancek. Yaitu sebuah ritual yang mengitari singgasana yang terbuat dari rotan dan janur kuning yang diikat dan dianyam dengan iringan musik serta tabuhan kendang dan gamelan.

“Ini sebagai bentuk kita sebagai warga Bontang Kuala untuk terus melestarikan adat istiadat,” ungkapnya (ADVETORIAL)

Tag: