Pilgub Kaltim: 995.211 Tidak Memilih, Suara Rusak 50.110

buka
Komisioner KPU Kaltim, Hj Ida Farida  Ernada memeriksa dokumen hasil penghitungan suara paslon gubernur Kaltim di Kukar di Rapat Pleno Rekapitulasi dan Penghitungan Perolehan Suara Paslon di KPU Kaltim. (Foto: Intoniswan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (golput) dipemilihan gubernur dan wakil gubernur Kaltim, 27 Juni lalu ternyata sangat banyak, yakni 995.211 pemilih, atau 41,8 persen dari total keseluruhan pemilih 2.378.411, atau dua kali lipat perolehan suara paslon H Isran Noor-H Hadi Mulyadi sebagai pengumpul suara terbanyak 417.711.

Sedangkan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya tapi mencoblos salah atau sengaja salah-salah sehingga masuk kategori suara rusak sebanyak 50.110, atau 3,8 persen dari pemlih yang menggunakan hak pilih sebanyak 1.333.090. Sebaran suara rusak; di Kutai Kartanegara (Kukar) 21.217, Kubar 1.026, Berau 2.275, Bontang 1.362, Paser 3.798, Mahulu 117, Kutim 2.092, Balikpapan 11.750, Samarinda 12.542, dan Penajam Paser Utara 3.931.

 

Demikian terungkap dari Rapat Pleno Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2018, Minggu (8/7). Rapat menetapkan perolehan suara sah keempat paslo, paslon gubernur nomor urut 1, H Andi Sofyan Hasdam-H Rizal Effendi 228.166 suara, paslon nomor urut 2, H Syaharie Jaang-H AWang Ferdian Hidayat 302.987 suara, paslon nomor urut 3, H Isran Noor-H Hadi Mulyadi memperoleh suara terbanyak 417.711 suara, dan paslon nomor urut 4, H Rusmadi-H Syarifuddin sebanyak 324.226 suara.

Inilah Perolehan Suara Sah Empat Paslon Gubernur Kaltim

Menanggapi jumlah golput tersebut, anggota  Bawaslu Kaltim, Galeh Akbar dalam rapat mengatakan, dari 995.211 golput itu, sebanyak sebanyak 256.000 lebih tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) karena tidak menerima undangan (formulirC-6). “Angka 256.000 itu temuan pengawas di lapangan se-Kaltim,” ungkapnya.

Hal-hal lain penyumbang golput selain orang benar-benar memilih golput, kata Galeh, perpindahan tempat tinggal pemilih antara tenggang waktu penetapan daftar pemilih sementara (DPS) dengan penetapan daftar pemilih tetap (DPT) dan jadwal pelaksanaan pemungutan suara itu sendiri, kemudian ditambah dengan pemilih yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan pemungutan suara. “Meski demikian angka golput 41,8 persen tetap tinggi,” ujarnya.

Sedangkan Ketua KPU Kaltim, Mohammad Taufik ketika diminta tanggapannya mengatakan, semua daya dan upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih diatas  60 persen, tapi hasilnya tak berbeda jauh dengan pilkada serentak tahun 2015 lalu. “Kita sudah bekerja maksimal, hasilnya seperti itu, mau apa lagi,” katanya.

Meski  angka partisipasi pemilih diangka 58,2 persen, Taufik tetap bersyukur pilgub Kaltim berjalan dalam kondisi aman dan lancar, tidak ada insiden, baik pra pemungutan suara, pemungutan suara, saat penghitungan suara disemua tingkatan. “Kita syukuri, pilgub sudah berjalan aman dan lancar,” ajak Taufik.

Sementara itu seorang warga Samarinda yang tak menggunakan hak pilihnya, Junaidi kepada Niaga.Asia mengungkapkan, dia tidak memilih karena sudah bosan melihat ketidakmampuan paslon setelah terpilih mewujudkan janji-janji. “Kejadian paslon kepala daerah gagal memenuhi janji-janji itu merata hampir di semua daerah di Kaltim,” tukasnya. (001)