Pindah Ibu Kota Negara Bukan Hanya Pindah Lokasi

Presiden Jokowi berdiskudi dengan Gubernur Kaltim Isran Noor saat mengunjungi Klaster Pemerintahan (Titik Nol) Ibu Kota Baru, di Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, Kaltim, Selasa (17/12) siang. (Foto: AGUNG/Humas)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN)  dari Jakarta ke Kalimantan Timur, bukan pindah gedung, bukan hanya pindah lokasi, tapi yang diinginkan  adalah nanti berubahnya pola pikir,   pindahnya sistem kerja, pindahnya pola kerja.

“ Untuk itu, semua sistem yang ada di-install terlebih dahulu, sehingga saat pindah ke Kalimantan Timur barang-barang itu sudah siap untuk digunakan dalam rangka sebuah kultur baru cara bekerja dan sistem kepemerintahan sehingga kecepatan itu ada,” kata Presiden saat memberikan arahan pada peserta Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Tahun 2020 di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika, Kantor Kemenhan, Medan Merdeka Barat, Provinsi Jakarta, Kamis (23/1), kutip situs setkab.go.id.

Presiden menyampaikan bahwa ke depan yang namanya negara itu tidak yang besar mengalahkan yang kecil atau kaya mengalahkan yang miskin, tidak. ”Tetapi, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Kuncinya ada di situ. Negara tidak besar, tidak kaya tapi kalau kaya, besar, lambat pasti akan ditinggal oleh yang cepat, saya pastikan ke depan,” pungkas Presiden seraya menegaskan kembali bahwa perpindahan ibu kota karena perpindahan budaya dan sistem kerja bukan hanya pindah lokasi saja.

Turut hadir dalam acara ini di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menlu Retno Marsudi, KSP Moeldoko, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Aziz, Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Marsekal Yuyu Sutisna, KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji. (001)

Tag: