PMI Ilegal yang Datang dari Malaysia Tak Satupun Membawa Surat Tes Covid

Situasi Kota Tawau, Sabah, setelah pemerintah Kerajaan Malaysia memperpanjang penerapan lockdown. (Foto Istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Ratusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal di Sabah, Malaysia  setibanya di Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, tak satupun membawa surat  hasil tes  COVID-19. PMI ilegal tersebut pulang secara mandiri, atau tak dikoordinir KRI di Tawau.

“Kami tak tes COVID di Malaysia Selama perjalan dari ladang sawit Sabah hingga menuju pelabuhan di Tawau, rombongan PMI tidak mendapat hambatan, tidak seorangpun petugas kepolisian atau imigrasi Malaysia berusaha mengamankan atau menangkap kami,” kata,” kata Anti (47) salah seorang PMI asal Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyeberang ke Sebatik menggunakan jasa pengurus tenaga kerja  pada Niaga Asia, Minggu (23/05).

Menurutnya, petugas pemerintah Malaysia terkesan membiarkan ratusan orang rombongan PMI yang ingin pulang ke Indonesia

“Bbahkan banyak dari petugas mendukung kepulangan PMI maupun WNI ilegal lewat jalur non resmi,” ujarnya.

PMI yang pulang ke Indonesia secara ilegal tiba di Sebatik, Kabupaten Nunukan dikawal Satgas Pamtas untuk selanjutnya dikarantina di Rusunawa Nunukan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia

Selain tanpa dokumen dan pemeriksaan, semua rombongan PMI yang pulang melalui perbatasan Sebatik, tidak dibekali surat hasil pemeriksaan kesehatan bebas Covid-19 dari pemerintah otoritas Malaysia.

“Namanya ilegal mana ada pemeriksaan kesehatan, kami semua tinggal naik bus, naik speedboat berangkat diarahkan pengurus,” tutur dia.

Anti saat ini menempati salah satu kamar karantina di Rusunawa Nunukan. Ruang kamar Anti sendiri berjarak dua pintu dari kamar PMI asal Bulukumba yang meninggal dunia saat menjalani karantina.

Kepulangan Anti ke Indonesia semata-mata ingin mengantarkan anaknya bersekolah di kampung halaman. Menurutnya, akan lebih baik jika anak-anak bersekolah di Indonesia dan dekat dengan sanak keluarga.

“Anak saya mau daftar sekolah di kampung, kalau saya sendiri belum tahu mau kembali ke Malaysia atau menetap di Indonesia,” pungkasnya.

 Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: