PMK Berbahaya bagi Ternak, Tidak Menular ke Manusia

Penanganan sapi yang terpapar PMK di Jawa Timur oleh dokter hewan setempat. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

Saat berkunjung ke Kabupaten Gresik, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berharap PMK yang mewabah ini berada pada level yang ringan dengan tingkat resiko rendah sehingga jenis PMK ini dapat ditangani secara cepat.

“Hari ini kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi mudah – mudahan PMK ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pasa hewan rendah” jelas Syahrul, Kamis lalu.

Meski penyakit ini terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak beresiko terhadap kesehatan manusia. Selain diperkuat oleh pernyataan Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu, Mentan SYL juga kembali menegaskan bahwa kasus PMK ini tidak berbahaya bagi manusia.

“Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak beresiko pada kesehatan manusia,untuk itu kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini” ungkap Mentan SYL.

Indonesia tercatat bebas PMK sejak 1986 dan mendapatkan pengakuan internasional pada 1990. Mentan Syahrul berharap berbagai upaya mitigasi yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah dapat secara optimal menekan penyebaran PMK disejumlah wilayah dan mengantar kembali Indonesia sebagai negara bebas PMK.

“Indonesia menjadi negara yang bebas PMK di Asia dari 1990, dan ternyata beberapa hari lalu kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi dari hasil tes dan pemantauan dilapangan, disertai jumlah yang terinfeksi dengan tingkat kematiannya yang bisa dikatakan rendah, kita harapkan PMK kali ini berada pada level ringan” terang Syahrul.

Dukungan yang diberikan Kementan, lanjut Syahrul, tidak hanya sebatas pengerahan tim lapangan maupun obat – obatan. Ia memastikan pihaknya akan bekerja cepat meneliti dan menghasilkan vaksin PMK.

“Kami akan terus bekerja, kami lakukan langkah – langkah terpadu yang dapat meminalisir angka penyebaran, baik dengan isolasi, lockdown wilayah atau kandang, kita lakukan tracing, dan intervensi obat – obatan, dan secepatnya kami dapatkan serotype dari PMK ini dan kami dapat segera mungkin menghasilkan vaksinnya” kata Syahrul.

Dikesempatan yang sama, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mengapresiasi upaya Kementan dalam penanggulangan PMK dilapangan. Ia mengaku dukungan penuh Kementan akan mempercepat dan mempernudah pihaknya dalam melakukan sejumlah strategi penanganan PMK.

“Pak Menteri sangat luar biasa, kami di daerah sangat berterimakasih, sambil menunggu vaksin dari Kementan, lakukan pendataan yang valid dan terukur, dan sesuai arahan Pak Menteri kami akan lakukan pembukaan pelan pelan pada pasar ternak tentu dengan pengecekan, mudah – mudahan kita bisa hadapi PMK ini” ungkapnya.

Sebagai informasi, sejak ditemukannya kasus konfirmasi positif PMK pada awal Mei lalu di Jawa Timur. Kementan telah memberikan sejumlah bantuan. Dalam kesempatan tersebut, Mentan SYL berkesempatan memberikan bantuan tahap kedua kepada Pemprov Jatim berupa Desinfektan, Antibiotik, Vitamin, Antiradang, APD dan sejumlah unit handsprayer manual.

Langkah Penanggulangan

Senada dengan Mentan Syahrul, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengatakan hasil laboratorium menunjukan beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah.

“Alhamdulillah sampai hari ini kematian sangat rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini” bebernya.

Nasrullah menambahkan berbagai langkah penanggulan PMK yang dilakukan pemerintah telah memberi hasil positif di lapangan, bahkan tingkat kesembuhan hewan ternak yang terinfeksi menunjukan kemajuan yang cukup signifikan.

“Hasil lapangan hari ini kami melihat ada kemajuan yang berarti, dengan pemberian obat sejak kasus pertama di 28 April hingga hari ini sudah banyak hewan ternak yang menuju ke sehat, Ini belum menggunakan vaksin, baru obat – obat yang kita berikan sesuai rekomendasi kesehatan hewan, dan kami melihat sendiri di satu kandang disini sudah ada beberapa hewan yang sudah mulai makan, berdiri dan menuju ke sehat” jelasnya.

Melalui pendataan dan pemantauan dilapangan, Nasrullah menyebut bahwa jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi sakit PMK sebanyak 200 ekor, mati 4 ekor dan sembuh 12 ekor. Meski perlu diperkuat dengan hasil laboratorium lanjutan, Ia menyebut angka ini menunjukan tingkat keganasan virus PMK berada pada level yang rendah.

“Jadi ini bisa menjadi harapan kita mudah mudahan hari ini kita mendapatkan serotype dari virus PMK ini, mudah mudahan bukan tipe yang ganas, tapi dengan gejala klinis dan lapangan hari ini kita melihat bahwa PMK ini bisa sembuh dan ini terbukti di lapangan” tegasnya.

Terkait pengaturan serta pengawasan lalu lintas hewan ternak dan penetapan gugus tugas penanganan PMK secara nasional, Nasrullah menyebut bahwa Kementan telah menetapkan sejumlah kebijakan melalui surat penetapan maupun surat edaran Menteri Pertanian.

Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing masing daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten. Ia berharap upaya yang dilakukan ini dapat mencegah kepanikan masyarakat serta memperkecil kesempatan bagi pihak yang ingin berspekulasi.

“Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat, sudah ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan” tutupnya.

[Intoniswan|ADV|Diskominfo|

Tag: