Polres Nunukan Gelar Operasi Keselamatan Mahakam 21 Hari

polisi
Wakapolres Nunukan Kompol Rizal Muhtar saat mengecek kesiapan pasukan operasi keselamatan Mahakam 2018 di Mako Polres Nunukan.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Polres akan Gelar Operasi Terpusat Keselamatan Mahakam 2018 serentak dimulai tanggal 5 Maret hingga 26 Maret atau selama 21 hari. Seluruh Satuan Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres diminta melaksanakan kegiatan yang sifatnya himbauan terarah.

“Dulu namanya operasi simpatik, nah sekarang diganti operasi terpusat keselamatan Mahakam,” kata Kasatlantas Polres Nunukan AKP Abu Sangit, Jum’at (03/03/2018). Abu mengatakan, selama digelarnya operasi ini, masyarakat diminta  tetap menjaga keselamatan di jalan raya dengan mematuhi aturan berlalu lintas. “Himbauan ini kita sebut dengan Aksi Stop Pelanggaran atau Stop Kecelakaan,” ungkapnya.

Penertiban lalulintas sendiri akan difokuskan kepada anak-anak pelajar pengguna kendaraan bermotor, mereka-mereka ini generasi bangsa yang sebenarnya belum layak berkendaraan, karena belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). “Mereka tidak punya SIM dan terkadang ugal-ugalan dijalan, mereka juga menaiki kendaraan ke sekolah dan sering tidak menggunakan helm,” kata Abu.

Seiring meningkatnya jumlah kendaraan di Nunukan, itu  membuat resiko kecelakaan pun semakin meningkat. Biasanya penyebab kecelakaan itu dikarena 7 kesalahan pengendara saat berada dijalan raya.

Tujuh penyebab kecelakaan utama ialah, pelanggaran rambu lalulintas, gangguan pengemudi, dalam pengaruh alcohol, kecepatan tinggi, ugal-ugalan, keterbatasan penglihatan, bocor ban. “Dari semua pelanggaran itu, ugal – ugalan dan pelanggaran lalulintas paling banyak terjadi.

Menggunakan Hp sambil jalan atau merokok sambil jalan dan membawa anak dibawah umur termasuk kesalahan paling tinggi,” ujarnya.

Dalam oprasi Mahakam, kata Abu lagi,  Polisi masih memberikan tuguran lisan dan tertulis kepada pelaku. Namun jika teguran tidak dipenuhi, Polisi bisa menindak tegas untuk tujuan meningkatkan kesadaran fatalitas kecelakaan.

Indonesia salah satu negara yang mendapat perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) karena dianggap pembiaran terhadap aturan keselamatan berlalu lintas, membiarkan orang tua membawa anak kecil tanpa helm atau berboncengan melebihi batas. “Banyak orang tua membawa  anaknya  naik motor tanpa helm, bahkan membawa satu keluarga, ada digendong, dijepit disamping sampai dibonceng 2 orang,” sebutnya.

Abu juga mengingatkan ulama atau mereka yang hendak menunaikan ibadah sebaiknya tetap menggunakan helm, aturan tidak memberikan dispensasi, termasuk ulama-ulama yang sering enggan melepas tutup kepalanya.

Para pemuka agama diharapkan memberikan contoh kepada masyarakat, semakin khusuk ibadahnya, maka harusnya semakin tinggi pula kesadaran hukum. Mari mulai sekarang belajar untuk berubah, merevolusi diri kita dan pelopor tertib berlalu lintas. “Mungkin nanti kita sama-sama berdo’a meminta kesadaran masyarakat agar taat berlalu lintas, ayo kita permalukan mereka dihadapan tuhan yang tidak mau taat aturan,” kata Abu.

Demi keselamatan semua penggunan jalan raya, Abu mengajak orang tua ikut andil membimbing anak-anak mereka sadar berlalu lintas, jangan biarkan anak-anak ugal-ugalan dijalan.

“Sekarang waktunya kita berubah, waktunya kita menjaga anak-anak, jangan biarkan mereka rusak dijalan, jangan biarkan mereka cacat karena kecelakaan,” tutupnya. (002)