Polres Nunukan Tiap Minggu Terima Aduan Warga Tertipu Layanan Seks MiChat

Kasat Reserse Kriminal Polres Nunukan Iptu Lusgi Simanungkalit (Budi Anshori/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Hampir tiap pekan warga Nunukan ada saja yang melapor ke Polres Nunukan, setelah tertipu akun MiChat diduga menyediakan prostitusi daring (online). Bahkan warga telah mentransfer sejumlah uang dengan iming-iming kencan seksual di hotel Nunukan.

“Hampir tiap minggu antara 1 sampai 3 laporan aduan korban MiChat masuk di Polres Nunukan,” kata Inspektur Polisi Satu Lusgi Simanungkalit, kepala satuan reserse kriminal Polres Nunukan dalam pernyataannya kepada niaga.asia, Minggu.

Dalam laporannya korban merasa tertipu setelah mentransfer uang antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Bahkan ada pelapor yang tertipu hingga Rp 5 juta sebagai uang muka tanda jadi kencan.

Para korban berusia rata-rata di atas 30 tahun ini mengaku terpesona dengan foto profil MiChat wanita cantik yang menawarkan jasa layanan seks open BO (Booking Out) untuk bertemu di hotel yang sudah ditentukan.

“Aplikasi ini bagus selama digunakan dengan benar. Makanya bijak dan berhati-hatilah dalam bermedia sosial. Jangan mudah percaya,” ujar Lusgi.

Berdasarkan keterangan korban, wanita dalam aplikasi MiChat menawarkan layanan kencan seksual, dan memberikan harga penawaran serta kepastian untuk bertemu di hotel – hotel yang ada di Nunukan.

Transaksi akan dimulai dari obrolan saling hello dalam chat, kemudian berlanjut penawaran harga BO dan layanan apa saja diberikan wanita dalam akun MiChat itu. Apabila pelanggan bersedia membeli jasa, wanita itu meminta transfer uang muka sesuai tarif yang disepakati.

“Kalau saya lihat, perempuan dalam MiChat itu sudah mengetahui persis nama-nama hotel dan nama jalan di Nunukan,” Lusgi menerangkan.

Diduga para wanita pada akun MiChat itu tidaklah berada di Nunukan. Namun untuk memuluskan aksi penipuan, pemilik akun MiChat sengaja mencari tahu nama – nama hotel dan karakter warga Nunukan.

Ketika korban mulai termakan jebakan, korban diminta mentransfer uang muka untuk transportasi menuju hotel. Setelah itu pelaku meminta lagi tambahan uang untuk booking hotel dan terus merayu meminta bayaran lainnya.

“Kadang gadis MiChat ini mengaku sudah booking kamar hotel ini. Tapi dicek tidak ada booking itu. Alasannya ada kendala ini dan itulah, setelah itu aplikasi dimatikan atau off,” jelas Lusgi.

Dugaan penipuan modus prostitusi melalui aplikasi MiChat cukup meresahkan karena jumlah korban setiap bulannya terus bertambah. Padahal dapat dipastikan keberadaan wanita pada MiChat tersebut jauh dari Kabupaten Nunukan.

Untuk menghindari terulangnya penipuan, Lusgi menghimbau masyarakat lebih waspada dalam menggunakan aplikasi media sosial. Apalagi terhadap yang menjurus kepada transaksi uang dan harta benda.

“Saya perkirakan gadis MiChat itu di Sulawesi atau Surabaya. Jadi jangan percaya kalau ada rayuan menawarkan servis seks lewat aplikasi online,” demikian Lusgi.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: