Polri : Radikalisme Mulai Banyak Disebar di Media Sosial

AAA
Ilustrasi media sosial (istimewa/net)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyampaikan, penularan paham radikalisme mulai banyak disebar melalui platform di media sosial.

Pengguna internet Indonesia telah mencapai 73.3 persen dari populasi. Jumlah tersebut setara dengan 202 juta lebih pengguna internet warga Indonesia, yang telah bisa mengakses internet.

“Jadi sebenarnya, yang perlu kita cermati bersama bahwa sekarang penularan daripada paham-paham itu. Itu banyak menggunakan internet ataupun media sosial yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat. Begitu banyaknya ini tentunya membutuhkan masyarakat yang harus bisa memilih dan memilah konten-konten mana itu yang benar, konten-konten mana yang menyesatkan,” kata Rusdi.

Rusdi juga menerangkan peran masyarakat, untuk memilih sebuah informasi menjadi penting. Hal itu agar masyarakat tidak mudahkan disesatkan informasi ataupun ajaran yang tidak benar.

Dicontohkan Rusdi, kasus penyerangan terduga teroris Zakiah Aini dengan senjata airgun di Mabes Polri diduga pelaku menerima ajaran yang salah dari internet.

“Jika tentunya masyarakat hanya pintar memilih, dia tidak akan tersesat. Tapi lain halnya jika masyarakat tidak mampu memilah, sehingga dia pun akan disesatkan dengan konten konten yg dia baca, dia dengar, dan dia lihat di media sosial. Ketika kita bicara bahwa ZA melakukan sendiri, adalah dimungkinkan apa yang didapat oleh ZA yang dipahami dari ZA itu bersumber dari internet,” terang Rusdi.

“Itu bersumber dari media sosial yang sekarang berkembang luar biasa, di tengah tengah masyarakat. Karena 21 jam sebelum kejadian, tersangka ZA ini memposting di instagramnya bendera ISIS, dan juga tentang perjuangan dalam berjihad,” jelas Rusdi.

Oleh sebab itu, masalah tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan institusi Polri, untuk dapat menyajikan informasi yang resmi dan terpercaya.

“Tantangan ke depan bagaimana masyarakat ini diberikan informasi yang resmi dan terpercaya, tentunya melalui aparat pemerintah. Polri telah berusaha bagaimana memberikan informasi yang resmi yang terpercaya ini dengan yang namanya kegiatan polisi virtual,” demikian Rusdi.

 

Sumber : polri.go.id | Editor : Saud Rosadi

Tag: