Positif Pengguna Narkotika, BNN Sarankan 17 ASN Nunukan Direhabilitasi

aa
Kepala BNN Kabupaten Nunukan, Kompol Lamuati bersama Abdullah, Bagian Keuangan dan Murjani Salat, Bagian Pencegahan BNNK Nunukan. (Foto Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Hasil tes urine disejumlah instansi pemerintah daerah Kabupaten Nunukan, tahun 2018 menemukan sebanyak 17 orang  Aparatur Sipil Negara (ASN) terdeteksi positif sebagai pengguna narkotika jenis sabu-sabu dan obat terlarang lainnya.

“Setidaknya ada 17 orang ASN posiotif pencandu dan pengguna narkotika aktif,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten  Nunukan, Kompol Lamuati. Dari  15 orang ASN telah disarankan mengikuti program rehabilitasi rawat jalan, sedangkan 2 orang lainnya rehabilitasi rawat karena masuk dalam kategori berat.

Instasi pemerintah daerah yang melaksanakan tes urine adalah Dinas Perhubunga, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Badan Kesbangpol, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran (PMK). “Tes urine permintaan masing-masing instansi daerah, kami BNNK hanya membantu memeriksa pemeriksaan,” ujarnya.

Terdeteksinya ASN Nunukan sebagai pengguna narkotika bukanlah hal baru, sebab sebelumnya dua orang ASN dilingkungan pemerintah daerah Nunukan yang terbukti pecandu narkotika telah dilakukan pemecatan.

Serangan narkotika telah merambah semua lini, tidak hanya orang tua dan kaum intelektual, anak-anak remaja sekolah, bahka masyarakat yang hidup dalam ekonomi rendah seperti nelayan ataupun petani ikut menjadi korban zat beracun itu. “Kita hidup diperbatasan yang secara tidak langsung menjadi transit peredaran narkotika, belum lagi godaan harga yang murah,” kata Lamuati.

Terbatasanya sumber daya manusia dan sarana menjadi faktor sulitnya petugas BNN dan Polisi menghentikan peredaran narkotika di Nunukan, belum lagi terbukanya jalur lintasi batas negara Indonesia Malaysia. BNN sendiri lanjut Lamuati, berharap pemerintah pusat memberikan bantuan peralatan deteksi untuk melacak komunikasi jaringan para bandar sabu, karena selama ini sangat sulit membuka jalur antara bandar besar ke kurir atau pembeli. “SDM terbatas, sarana terbatas, tapi kita tetap maksimalkan bekerja, sukur-sukur dika nanti dibantu alat lacak,” ungkapnya. (002)