Presiden Jokowi Ajak Jepang Investasi di Natuna dan Pulau-pulau Terluar

aa
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri menerima Menlu Jepang Motegi Toshimitsu, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/1) pagi. (Foto: Ibrahim/Humas)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Motegi Toshimitsu, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/1) pagi.

Dengan latar belakang ekonomi, Presiden Jokowi meyakini Menlu Jepang Toshimitsu Motegi akan memberikan banyak perhatian pada diplomasi ekonomi. Karena itu, Presiden berharap dalam pertemuan tersebut akan dibahas kerja sama bilateral secara lebih detail.

Menurut Presiden, masalah investasi menjadi prioritas dalam hubungan Indonesia dan Jepang. “Saya ingin mengajak Jepang untuk melakukan investasi di Natuna,” kata Presiden, seperti dikutip laman setkab.go.id.

Selain investasi di Kepulauan Natuna, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak Jepang melakukan investasi untuk pengembangan pulau-pulau terluar.

“Ini bukan hal yang baru dan Presiden menyampaikan khusus untuk Natuna maka beberapa kerja sama yang memang sudah dibahas sejak lama, antara lain untuk pengembangan perikanan termasuk SKPT (Sentra Kelautan Perikanan Terpadu), kemudian yang kedua juga pengembangan pariwisata, kemudian yang ketiga adalah peningkatan kapasitas nelayan,” kata Menlu kepada wartawan usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima Kunjungan Kehormatan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/1) pagi.

Terkait kerjasama pengembangan SKPT di Natuna, Menlu menegaskan, bahwa itu bukan hal yang baru. Malah sekarang sudah fase kedua. Namun pemerintah ingin ingin ada kerja sama dalam rangka pemberdayaan nelayan, dan lain-lain.

“Jadi sekali lagi ini adalah isu yang sudah cukup lama dibahas, Presiden menyampaikan kembali karena Presiden juga baru dari Natuna dan intinya pesan Presiden adalah pengembangan perikanan di Natuna akan terus diperkuat,” ucap Menlu.

Tentu saja, selain investasi di kepulauan-kepulauan terluar, menurut Menlu, kalau dengan Jepang investasi di bidang infrastruktur juga akan diteruskan. Hal kedua yang disampaikan Presiden, lanjut Menlu, adalah harapan agar draft perjanjian RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dapat ditanda tangani pada tahun ini.

Kemudian hal yang ketiga yang dibahas adalah mengenai kerja sama dalam konteks pengembangan sumber daya manusia. Baik melalui program vokasi maupun program internship on the job.

“Jadi internship pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia, serta pengembangan bahasa Jepang,” kata Menlu seraya menambahkan, bahwa Jepang saat ini sedang kekurangan sekali tenaga-tenaga, sudah ada komunikasi-komunikasi sebelumnya.

Menurut Menlu, yang perlu diperkuat adalah antara lain mengenai masalah skill di bidang bahasa. Oleh karena itu, lanjut Menlu, kalau kita melakukan kerja sama di bidang bahasa maka muaranya adalah dalam rangka dapat memenuhi permintaan pasar tenaga kerja Jepang dari Indonesia yang memang saat ini potensi cukup banyak. (001)

Tag: