Presiden Jokowi Perintahkan 188 WNI di Kapal World Dream Dievakuasi

Presiden Jokowi usai mengikuti acara Laporan Tahunan 2019 Mahkamah Agung di JCC, Provinsi DKI Jakarta, Rabu (26/2). (Foto: Humas/Jay)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan bahwa setelah dirapatkan beberapa kali kemudian diputuskan dilakukan evakuasi terlebih dahulu untuk warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Kapal World Dream.

“Jumlahnya lebih banyak yaitu 188 yang itu juga berada di dekat kita, sudah di dekat kita, sehingga kita putuskan, saya perintahkan untuk ini diselesaikan dulu. Segera dijemput pakai KRI Soeharto dan dibawa,” ujar Presiden Jokowi usai mengikuti acara Laporan Tahunan 2019 Mahkamah Agung (MA) di Jakarta Convention Center (JCC), DKI Jakarta, Rabu (26/2), dikutip dari setkab.go.id

Untuk lokasinya, Presiden Jokowi menyampaikan memang kemarin ada persoalan karena kapasitas, karena fasilitas-fasilitas yang ada di pulau dalam menyelesaikan ini.

Untuk itu, Presiden menyampaikan bahwa akhirnya diputuskan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, karena kesiapannya lebih baik. WNI di Kapal Diamond Princess Sementara itu, Presiden menyampaikan untuk WNI di Kapal Diamond Princess akan dibicarakan kembali sembari merampungkan WNI yang dievakuasi ke Pulau Sebaru.

“Nanti kalau sudah sampai di sana ditata lagi kemudian kita berbicara masalah ABK yang ada di Jepang di Diamond Princess. Ini karena juga masih dalam proses negosiasi dengan Pemerintah Jepang,” ujar Presiden.

Nanti kalau sudah sampai di Pulau Sebaru akan ditata dan disiapkan kembali yang tidak mudah dalam hal diplomasi atau negosiasi, tetapi akan berusaha secepat-cepatnya untuk menyelesaikan.

Mengenai pertimbangan evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess, Presiden menyampaikan banyak hal misalnya saat ini Virus Corona sudah menjalar ke banyak negara dari yang dulu Wuhan Tiongkok kemudian masuk ke Korea, kemudian ada episentrum di kapal yang bersandar di Jepang, kemudian ada di Iran, dan juga di Italia.

“Semuanya keputusan itu harus hati-hati tidak boleh tergesa-gesa. Kita memiliki 267 juta penduduk Indonesia yang juga harus dihitung/dikalkulasi semuanya,” imbuh Presiden.

Untuk itu, Presiden mengingatkan agar menjaga prinsip kehati-hatian dan berhitung dalam memutuskan untuk menyelesaikan ini. “Tidak bisa kita didesak-desak, tidak bisa kita tergesa-gesa, ndak. Harus tepat seperti yang di Natuna kemarin,” sambung Presiden.

Di akhir jawaban kepada pers, Presiden menyampaikan untuk evakuasi apakah di laut maupun pesawat tetap miliki risiko masing-masing. “Ada risiko, ada hitung-hitungannya semuanya. Pulaunya di mana juga belum, jangan dianggap mudah,” pungkas Presiden. (006)