Presiden Jokowi Silaturahmi dan Diskusi Kebangsaan dengan Syekh Hasyim di Langkat

aa
Presiden menerima kalungan sorban saat bersilaturahmi ke kediaman Syekh Haji Hasyim Al-Syarwani Tuan Guru Babussalam di Kabupaten Langkat, Sabtu (29/12). (Foto: BPMI)

MEDAN.NIAGA.ASIA-Mengawali kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (29/12), Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersilaturahmi ke kediaman Syekh Haji Hasyim Al-Syarwani Tuan Guru Babussalam di Kabupaten Langkat.

Dalam kunjungannya ini, Presiden tampak memakai jas warna biru, bersarung, lengkap dengan sorban dan peci. Kedatangan Kepala Negara di lokasi sekira pukul 14.40 WIB langsung disambut meriah warga sekitar. Presiden pun menyapa dan bersalaman dengan mereka.

Presiden menuturkan bahwa dirinya telah mengenal lama Syekh Hasyim dan kunjungannya ini merupakan kunjungan balasan. “Karena beliau dulu saat saya masih di Solo, beliau datang, beliau rawuh di Solo. Saya membalas kedatangan beliau yang jauh dari Babussalam ke Solo,” ujar Presiden kepada awak media yang hadir seusai pertemuan.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir satu jam tersebut, Presiden mengatakan bahwa ia berdiskusi soal kebangsaan. “Secara umum beliau menyampaikan agar negara sebesar Indonesia ini dikelola dengan kerja keras yang baik dan amanah rakyat jangan disia-siakan. Itu intinya,” katanya. Di awal pertemuan, Syekh Hasyim mengalungkan sorban kehormatan berwarna putih kepada Presiden.

Sumber Kekuatan Bukan Perpecahan

Sementara di acara Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 yang dihelat di Gedung Serbaguna T. Rizal Noordin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (29/12), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya menjelaskan, Tuhan menganugerahi bangsa Indonesia dengan rasa persaudaraan, cinta kasih, dan persatuan yang tinggi.

aa
Presiden saat menghadiri acara Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 di Gedung Serbaguna T. Rizal Noordin, Deli Serdang, Sumut, Sabtu (29/12). (Foto: BPMI)

Oleh karena itu, keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia hendaknya tidak dipandang sebagai sumber perpecahan, tetapi sebagai sumber potensi besar dan kekuatan.  “Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaran. Dan persatuan yang bersumber dari keragaman bangsa kita, Indonesia, adalah kekuataan kita, yang tidak mudah dikalahkan oleh siapapun, karena persatuan kita sangat kuat,” kata Presiden di hadapan ribuan hadirin.

Untuk itu, Presiden mengajak semua pihak untuk terus menjaga, merawat, dan mensyukuri anugerah Tuhan berupa keragaman dan persatuan tersebut dengan saling menghormati, menghargai, membantu, dan mengasihi. “Karena dimana ada si Rungguk, di situ ada si Tata. Di mana pun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Presiden berpantun.

Di penghujung sambutannya, Kepala Negara kembali melontarkan sebuah pantun untuk mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru.

“Terletak di tanah batang ubi jadi tunas, terletak di tanah besi jadi karat. Selamat Natal tahun 2018 dan sekaligus saya mengucapkan selamat tahun baru 2019. Kiranya damai, sejahtera, selalu hadir di negara kita Indonesia”.

Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Hukum dan HAM sekaligus Ketua Umum Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 Yasonna Laoly, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi.

Sumber: Setkab