Presiden: Tugas Besar Menekan Angka Kematian Akibat COVID-19

Ilustrasi: Suasana pemakaman salah satu pasien positif COVID-19 di Jalan Pembangunan, Tanjung Redeb, Berau yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama seminggu. (Foto Istimewa)

AKARTA.NIAGA.ASIA– Pemerintah juga sudah bisa menekan angka rata-rata kematian meski masih di angka, masih di atas (rata-rata) dunia, di 3,55 persen. Ini lebih baik dibandingkan dua minggu yang lalu yang berada di angka 3,77 persen.

Namun, masih lebih tinggi sekali lagi dari rata-rata kematian dunia yang berada di angka 2,88 persen.

“Ini saya kira tugas besar kita ada di sini, bagaimana angka rata-rata kematian ini bisa ditekan terus,” tegas Presiden Joko Widodo dalam kata pengantarnya saat membuka Rapat Terbatas (melalui Video Conference) mengenai Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi  Nasional (PEN), 12 Oktober 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, dan dilaporkan juga di laman resmi sekretariat kabinet.

Dijelaskan pula, per 11 Oktober, rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia, ini 19,97 persen. Lebih rendah dari rata-rata COVID-19, kasus aktif COVID-19 dunia yang mencapai 22,1 persen.

“Artinya kita lebih baik,” ungkap Presiden.

Rata-rata kasus aktif COVID-19 per 11 Oktober, lanjut Presiden,  juga lebih baik dari rata-rata kasus aktif kalau kita lihat di 27 September 2020 yang lalu yang mencapai 22,46 (persen).

“ Jadi penurunannya kelihatan sekali, dari 22,46 (persen) menjadi 19,97 (persen),” ujarnya.

Rata-rata kesembuhan, ini per 11 Oktober (2020), mencapai 76,48 persen, dan ini sudah lebih baik dari rata-rata angka kesembuhan dunia yang mencapai 75,03 persen. Ini juga sudah lebih baik.

“Karena itu, angka rata-rata kesembuhan harus terus diperbaiki, terus ditingkatkan dengan meningkatkan standar pengobatan baik di rumah sakit, di ruang ICU, maupun di tempat-tempat isolasi,” kata Presiden.

Menurut Presiden, yang penting juga menekan terus kasus-kasus positif dengan terus menyampaikan mengenai pentingnya kedisiplinan terhadap protokol kesehatan.

Presiden mengaku  mencatat dari angka-angka yang ada Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukkan perbaikan dalam pengendalian pandemi COVID-19.

Provinsi Sulsel bisa dijadikan contoh provinsi-provinsi yang lain dan  8 provinsi prioritas dimonitor secara ketat, kemudian testing, tracing, dan treatment-nya terus diperbaiki sehingga gap antara provinsi yang satu dengan provinsi  yang lain, terutama mengenai testing bisa kita kejar dengan baik.

Presiden juga minta ini dua minggu ke depan ini diprioritaskan untuk 12 kabupaten/ kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 yang menyumbang 30 persen dari total kasus aktif nasional, yaitu di Kota Ambon, Jakarta Utara, di (Kabupaten) Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Jayapura, Kota Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Pekanbaru, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

“Untuk roadmap pemberian vaksin minggu ini saya minta secara khusus dipaparkan sehingga jelas apa yang akan kita lakukan,” Presiden menegaskan.

Kemudian, untuk proses pemulihan ekonomi. Sampai dengan 7 Oktober, Presiden mengatakan,  mencatat realisasi anggaran, ini khusus realisasi anggaran untuk klaster bantuan sosial ini sudah mencapai 66 persen, UMKM mencapai 76 persen, dan untuk klaster tambahan subsidi energi sudah sampai pada angka 94 persen. (001)

Tag: